Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham dan obligasi Indonesia diperkirakan masih akan menarik minat dana investor asing pada tahun 2024. Manajer Investasi melihat terdapat beberapa faktor yang membuat Indonesia menjadi tujuan menarik bagi investor asing.
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi menjelaskan investor asing di Surat Utang Negara (SUN) biasanya mementingkan faktor stabilitas makro dan akan membandingkan imbal hasil Indonesia dengan aset safe haven seperti di AS. Sementara itu, investor saham asing lebih menitikberatkan pada prospek pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada laba perusahaan.
"Fenomena dua tahun terakhir bunga di AS tinggi dan yield US treasury juga tinggi, jadi menjadi kurang menarik untuk investor asing berinvestasi di SUN negara berkembang. Namun karena cukup baik nya makro kita, asing tetap net buy SUN pada 2023 setelah net sell 2020-2022," kata Eri kepada Bisnis, Rabu (20/12/2023).
Sementara itu, lanjut Eri, dana investor asing cukup deras mengalir ke pasar saham Indonesia sejak kuartal IV/2021 hingga kuartal III/2022. Hal tersebut karena pemulihan ekonomi pasca-covid yang dianggap sangat baik.
Akan tetapi, untuk tahun ini Eri mencermati investor asing masih mencatat net buy, tetapi menipis dibandingkan pertengahan tahun. Meski demikian, Eri optimistis tahun depan investor asing seharusnya masih suka dengan IHSG, tetapi akan lebih terbatas alirannya menunggu kepastian transisi politik dalam negeri.
"Kalau di bond ada potensi inflow lanjutan di tahun depan karena diprediksi AS mulai potong suku bunga. Jadi yield negara berkembang jadi lebih menarik," tuturnya.
Baca Juga
Sementara itu, apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, Eri menjelaskan ukuran ekonomi Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dengan ukuran pasar modal Indonesia yang juga bisa dibandingkan (comparable). Sehingga daya tariknya cukup kuat.
"Namun tentunya masih ada pekerjaan rumah untuk membuat daya tarik pasar modal dalam negeri menjadi semakin menarik lagi," ujar Eri.
Eri memandang optimistis tidak ada tantangan yang spesifik yang akan dihadapi pasar saham dan surat utang Indonesia. Menurutnya, pasar modal Indonesia cukup kondusif dan terbuka, sehingga akses dan transparansi cukup mudah.
"Saya rasa lebih dinamika pasar global yang akan memengaruhi flow asing di tahun 2024," ucapnya.