Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Targetkan PGEO Pacu PLTP Lumut Balai hingga 260 MW

PT Pertamina (Persero) menargetkan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dapat memaksimalkan daya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai.
PT Pertamina Geothermal Energy Energy Tbk. (PGEO) melakukan groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 yang pada Selasa (19/12/2023) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menandai dimulainya proyek berkapasitas 55 MW tersebut. Bisnis-Emanuel B. Caesario.
PT Pertamina Geothermal Energy Energy Tbk. (PGEO) melakukan groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 yang pada Selasa (19/12/2023) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menandai dimulainya proyek berkapasitas 55 MW tersebut. Bisnis-Emanuel B. Caesario.

Bisnis.com, MUARA ENIM - BUMN PT Pertamina (Persero) menargetkan anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dapat memaksimalkan daya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai hingga 260 MW dalam jangka panjang.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan PLTP Lumut Balai di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, memiliki sumber daya panas bumi hingga 270 MW, dengan potensi cadangan terbukti 150 MW. Pertamina sebagai holding tentunya mendukung pengembangan PGEO dalam jangka panjang.

"Saat ini PGEO sedang menuju kapasitas PLTP Lumut Balai 110 MW. Ke depannya, potensi bisa mencapai 4x55 MW, ditambah pemanfaatan teknologi binary 40 MW. Itu semua persiapannya bisa dikerjakan paralel," jelasnya di sela acara groundbreaking PLTP Lumut Balai unit 2, Selasa (19/12/2023).

PLTP Lumut Balai unit 2 yang memiliki daya 55 MW diperkirakan beroperasi secara komersial pada 2024. Oleh karena itu, secara total PGEO mengoperasikan PLTP Lumut Balai unit 1 dan unit 2 sebesar 110 MW.

Untuk PLTP Lumut Balai unit 3 dan unit 4, masing-masing diperkirakan mencapai daya serupa 55 MW. Nicke menjelaskan, PGEO juga berpotensi menggunakan teknologi binary sehingga ada tambahan daya listrik hingga 40 MW.

Teknologi binary unit merupakan fasilitas yang memanfaatkan brine (cairan /air panas bumi) untuk menghasilkan listrik sebelum brine tersebut diinjeksi kembali ke dalam bumi, sehingga dapat menambah kapasitas listrik yang dihasilkan.

"Untuk PLTP Lumut Balai unit 3 dan unit 4 dalam perencanaan akan beroperasi pada 2028 dan 2029. Target [pengoperasian] tersebut akan kami percepat," imbuhnya.

Nicke menambahkan Pertamina mendukung pengembangan proyek PLTP PGEO hingga 1 GW, yang diharapkan lebih cepat dari target pada 2030. Menurutnya, energi panas bumi paling potensial dikembangkan untuk mendukung program Indonesia net zero emission pada 2060.

Apalagi, PGEO memiliki sejumlah wilayah kerja panas bumi (WKP) yang masih potensial dikembangkan. Beberapa potensi tambahan daya itu di antaranya ialah WKP Hululais Unit 1 dan 2 (110 MW), Hululais Binary Unit (60 MW), Ulubelu (40 MW), Lahendong (35 MW).

"Geothermal merupakan energi yang paling stabil sehingga bisa jadi base load pengembangan energi terbarukan (EBT), tidak seperti [energi dari] matahari atau air," paparnya.

Target 2024

PGEO menargetkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, beroperasi pada 2024.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan bahwa proyek Lumut Balai Unit 2 merupakan bentuk langkah konkrit Perseroan untuk menjadi 1 GW company. Proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres No.3 Tahun 2016 dan Permen ESDM No. 40 Tahun 2014.

"Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai, sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW, menjadikannya sebagai PLTP terbesar ketiga di Sumatera," jelasnya dalam acara groundbreaking PLTP Lumut Balai 2, Selasa (19/12/2023).

Julfi menjelaskan bahwa dengan dilakukannya groundbreaking maka Pertamina Geothermal Energy akan mengakselerasi pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 ke tahap selanjutnya.

“Setelah groundbreaking kami akan akselerasi ke tahap desain engineering, pengeboran pondasi Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) serta persiapan jalur transmisi,” ungkap Julfi.

Lebih lanjut Julfi menyampaikan bahwa proyek ini ditargetkan untuk beroperasi pada akhir tahun 2024. PLTP Lumut Balai Unit 2 memiliki potensi pengurangan emisi hingga 581.784 tCO2eq/tahun. 

“Ini menjadi langkah Perseroan dalam mendukung pemerintah mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 serta net zero emission 2060,“ jelas Julfi.

Dalam kesempatan ini, Julfi menjelaskan proyek Lumut Balai Unit 2 ini dikelola melalui kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara Indo-Pasifik, yaitu Jepang dan Tiongkok. 

“Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan tiga perusahaan dari Jepang, China, dan Indonesia, yaitu Mitsubishi Corporation, SEPCO III Electric Power Construction Co, Ltd. (SEPCO III), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. untuk mengembangkan proyek Lumut Balai Unit 2,” tutur Julfi.

Dari sisi pendanaan, proyek ini telah mendapatkan stimulus dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar US$155 juta.

Selain Lumut Balai Unit 2, Pertamina Geothermal Energy juga tengah mengembangkan proyek panas bumi lainnya guna mencapai visi untuk menjadi 1 GW company dalam dua tahun mendatang. Proyek tersebut antara lain Hululais (Unit 1 dan 2) sebesar 110 MW serta optimalisasi teknologi binary di area-area existing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper