Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 7.200-7.250 pada Senin (18/12/2023). Sentimen datang dari keputusan sejumlah bank sentral dunia, termasuk Bank Indonesia (BI) yang menggelar Rapat Dewan Gubernur pada 20-21 Desember 2023.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan sejalan dengan Stochastic RSI, yang cenderung bergerak naik dan pembentukan sinyal golden cross pada MACD, membuka peluang rebound lanjutan IHSG ke kisaran 7200-7250 pada pekan depan.
Menurutnya, sentimen pekan depan masih berasal dari keputusan sejumlah bank sentral dunia yakni The Fed, ECB dan BoE yang akan kembali menahan suku bunga pada Desember 2023.
Selain itu, BI akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Desember mendatang. Valdy memperkirakan bank sentral masih akan menahan suku bunga acuan pada Desember, mengikut keputusan sejumlah bank sentral lainnya.
“Hal ini berpotensi mendorong nilai tukar rupiah untuk beberapa waktu ke depan. Sebagai informasi, nilai tukar rupiah berada di Rp15.490 per dolar AS atau menguat 0,032% di Jumat [15/12/2023] sore,” ujarnya dalam riset harian yang dikutip pada Minggu (17/12/2023).
Dalam perkembangan lain, sejumlah data penting juga akan dirilis pada pekan depan. Kawasan Eropa pada 19 Desember dan Inggris pada 20 Desember akan merilis data inflasi bulan November 2023. Adapun AS merilis data GDP Growth Rate QoQ Final pada 21 Desember.
Baca Juga
“Pasar dapat memperhatikan saham-saham dengan peluang rebound dan rebound lanjutan seperti BBCA, BUMI, MDKA, KLBF, AUTO, BTPS, dan MNCN di pekan depan,” tuturnya.
Sementara itu, Tim Analis MNC Sekuritas memperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan penguatan ke area 7.237-7.262. MNC Sekuritas memperkirakan support IHSG pekan depan berada di kisaran 7.041, 7.011, sedangkan level resistansi berada pada rentang 7.219, 7.252.
Rekomendasi saham dari MNC Sekuritas untuk Senin 19 Desember 2023:
BBRI - Buy on Weakness
BBRI terkoreksi ke 5,550 disertai dengan tingginya volume penjualan. MNC Sekuritas memperkirakan, saat ini posisi BBRI sedang berada di awal wave (ii) dari wave [iii], sehingga pergerakan BBRI akan rawan terkoreksi dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
- Buy on Weakness: 5.400-5.525
- Target Price: 5.650, 5.750
- Stoploss: below 5.275
ERAA - Buy on Weakness
ERAA terkoreksi 0,6% ke 354 disertai dengan munculnya volume penjualan dan belum mampu untuk menembus MA20. Selama ERAA masih mampu berada di atas 332 sebagai stoploss, maka posisi ERAA saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave 3 dari wave (1).
- Buy on Weakness: 342-350
- Target Price: 370, 394
- Stoploss: below 332
GJTL - Spec Buy
GJTL terkoreksi ke 990 dan disertai dengan munculnya volume penjualan. MNC Sekuritas memperkirakan posisi GJTL saat ini sedang berada pada bagian awal dari wave (2) dari wave [C], sehingga GJTL masih berpeluang untuk berbalik menguat.
- Spec Buy: 965-990
- Target Price: 1.060, 1.095
- Stoploss: below 920
TLKM - Buy on Weakness
TLKM menguat 1% ke 3,980 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, tetapi penguatan TLKM masih tertahan oleh resistansinya.
Tim Analis MNC Sekuritas mengatakan skenario terburuk apabila TLKM belum mampu menembus resistansinya, maka pergerakan TLKM akan rawan terkoreksi untuk membentuk wave [iv] pada label hitam.
- Buy on Weakness: 3.730-3.860
- Target Price: 4.090, 4.190
- Stoploss: below 3.700
__________________________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.