Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) memproyeksikan produksi batu bara thermal akan tumbuh datar atau flat pada 2024.
Direktur Adaro Indonesia Hendri Tan menuturkan produksi batu bara thermal ADRO kemungkinan akan tumbuh flat atau datar di tahun 2024. Sebagai informasi, Adaro Indonesia merupakan anak usaha dari Adaro Energy Indonesia.
"Produksi flat untuk memastikan menjaga cadangan batu bara dan untuk memenuhi suplai pembangkit listrik," kata Hendri di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Meski demikian, Hendri menuturkan belum bisa memberikan angka pasti berapa juta ton volume produksi batu bara tahun depan.
"Rencana tahun depan, kami lagi tunggu persetujuan pemerintah untuk RKAB," tuturnya.
Sementara itu, ADRO menargetkan untuk meningkatkan produksi batu bara metalurgi menjadi 6 juta ton di tahun 2025. Sementara itu, untuk target produksi batu bara metalurgi tahun ini, ADRO menargetkan sebesar 4,3 juta ton.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, ADRO memproduksi batu bara sebesar 50,73 juta ton, naik 12% dari 45,37 juta ton per September 2023.
Secara berturut-turut, volume penjualan batu bara Adaro ialah sebesar 54,4 juta ton pada 2018, 59,2 juta ton pada 2019, 54,14 juta ton pada 2020, 51,58 juta ton pada 2021, dan 61,34 juta ton pada 2022.
Adaro juga menargetkan kontribusi pendapatan bisnis batu bara termal dan non batu bara termal seimbang 50:50 pada 2030. Oleh karena itu, ADRO akan memacu bisnis smelter aluminium, energi baru terbarukan (EBT), dan batu bara metalurgi (coking coal).