Bisnis.com, JAKARTA – Emiten terafiliasi Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko dan Kambiyanto Kettin, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO) menargetkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp3,1 triliun dan laba bersih Rp115 miliar pada 2024 seiring dengan pembukaan toko baru. Di sisi lain, DEPO tetap berkomitmen membagikan dividen.
Direktur DEPO Irwan Erawan Noer menyampaikan pada 2024 target pendapatan meningkat mencapai Rp3,1 triliun seiring dengan pembukaan 4 toko baru. Laba bersih pada tahun depan diperkirakan mencapai Rp115 miliar atau sekitar 3,5%-3,6% dari pendapatan.
"Target pendapatan atau omzet pada 2024 naik menjadi Rp3,1 triliun seiring dengan pembukaan 4 toko baru," tuturnya dalam Public Expose DEPO, Selasa (12/12/2023).
Saat ini, DEPO sudah mengoperasikan 13 gerai Depo Bangunan. Gerai terbaru beroperasi pada November 2023 di Rajawali, Surabaya, Jawa Timur. Sejumlah 4 gerai baru yang akan dibuka pada tahun depan berlokasi di Rungkut, Surabaya, yang diharapkan beroperasi pada kuartal III/2023, serta 3 gerai lainnya di Depok, Palembang, dan Jakarta Selatan, yang mulai beroperasi pada kuartal IV/2024.
Pada 2023, perseroan menargetkan pendapatan Rp2,73 triliun dengan estimasi laba bersih Rp95 miliar. Pendapatan pada 2023 diperkirakan hampir serupa seperti 2019, atau sebelum pandemi Covid-19. Secara berturut-turut pendapatan DEPO pada 2020-2022 senilai Rp2,44 triliun, Rp2,32 triliun, dan Rp2,56 triliun.
"Kami melihat penjualan mulai pulih seperti sebelum pandemi Covid-19, dan kami mengambil momentum dengan membuka toko baru," imbuhnya.
Baca Juga
Irwan menyebutkan, pada 2024 DEPO mengalokasikan belanja modal (capex) Rp259,6 miliar. Sekitar 56% untuk konstruksi, 28% pembelian tanah dan bangunan, serta 15% dukungan operasional. Alokasi capex turun dari 2023 sebesar Rp316,3 miliar, yang 75% digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan, dan sisanya untuk konstruksi.
Menurutnya, capex pada 2024 lebih banyak untuk konstruksi seiring dengan rencana pembukaan toko baru. Adapun, tahun ini capex lebih banyak untuk akuisisi lahan dan bagunan. Per kuartal III/2023 realisasi capex mencapai Rp209 miliar.
Salah satu sumber capex ialah pinjaman. DEPO bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan anak usaha DEPO, Mega Depo Indonesia, telah menandatangani perjanjian kredit pada 13 November 2023 dengan jaminan berupa aset-aset DEPO kepada BNI.
Fasilitas kredit modal kerja senilai Rp 50 miliar diberikan BNI dengan bunga floating interest rate. Pinjaman berjangka waktu 12 bulan tersebut akan digunakan DEPO untuk tambahan modal kerja dalam menunjang kegiatan usaha perdagangan ritel bahan bangunan.
Selanjutnya, fasilitas kredit investasi senilai Rp300 miliar dari BNI juga diberlakukan bunga floating interest rate berjangka waktu 26 bulan sejak penandantanganan perjanjian kredit dengan jangka waktu angsuran 72 bulan. Dana tersebut akan dipergunakan untuk refinancing atas tanah dan/atau bangunan milik perseroan untuk pembiayaan pengembangan toko baru.
Komitmen Dividen
Terkait dividen, Irwan menyebutkan, DEPO tentunya berkomitmen memberikan nilai dan apresiasi kepada pemegang saham. Namun, dengan adanya kebutuhan capex yang besar, perseroan akan menghitung potensi dividen dengan lebih cermat.
"Perseroan tetap memiliki komitmen membagikan dividen seperti dalam prospektus IPO. Dividen kita prioritaskan dengn perhitungan yang lebih matang karena kebutuhan capex tinggi. Tentunya kami mendahulukan ekspansi perseroan," jelasnya.
DEPO mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,97 triliun per September 2023, meningkat sebanyak 5,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat Rp1,87 triliun. Penjualan bersih per kuartal III/2023 berasal dari bahan bangunan Rp1,18 triliun, bahan finishing Rp747,71 miliar, dan lain-lain Rp44,28 miliar.
Perseroan juga membukukan kenaikan beban pokok penjualan menjadi Rp1,61 triliun per kuartal III/2023. Angka tersebut naik dibandingkan Rp1,54 triliun per September 2022. Namun, laba bruto DEPO masih naik menjadi Rp363,36 miliar dari sebelumnya Rp338,71 miliar.
Laba emiten ritel bahan bangunan tersebut mencapai Rp60,84 miliar per September 2023. Laba bersih DEPO naik tipis 0,64% dari sebelumnya Rp60,45 miliar. Laba per saham pun naik menjadi Rp8,96 dari Rp8,90 per September 2022.
Kas dan setara kas DEPO mencapai Rp45,44 miliar per September 2023, turun dari Rp407,38 miliar per September 2022. Penurunan kas terutama akibat aktivitas investasi Rp132,82 miliar dari sebelumnya mendapat kas bersih Rp70,79 miliar.
Liabilitas DEPO tercatat sebesar Rp580,14 miliar dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar Rp461,25 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp118,88 miliar. Liabilitas turun dari akhir tahun lalu Rp609,96 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, ekuitas DEPO juga tercatat sebesar Rp1,21 triliun, naik dari tahun sebelunya Rp1,17 triliun. Total aset mencapai Rp1,79 triliun per September 2023, naik dari Rp1,78 triliun per akhir 2022.
Komposisi pemegang saham DEPO ialah PT Tancorp Surya Sukses 23,5%, PT Buanatata Adisentosa 23,5%, Kambiyanto Kettin 22,74%, Global House International Company Limited 22%, Johnny Liyanto 0,76%, dan publik 7,5%.