Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BUMI di Bawah Rp100, Investasi Grup Salim Berisiko Menguap Rp2 Triliun

Investasi Grup Salim pada Bumi Resources (BUMI) berpotensi menguap hingga Rp2 triliun akibat penurunan harga saham BUMI.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources. Investasi Grup Salim pada Bumi Resources (BUMI) berpotensi menguap hingga Rp2 triliun akibat penurunan harga saham BUMI./bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources. Investasi Grup Salim pada Bumi Resources (BUMI) berpotensi menguap hingga Rp2 triliun akibat penurunan harga saham BUMI./bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) bergerak di bawah harga Rp100 sesaat setelah pembukaan perdagangan hari ini, ke level Rp98 per saham. Saham BUMI yang turun di bawah harga private placement ini berpotensi membuat potential loss bagi Grup Salim hingga Rp2 triliun.

Hari ini, saham BUMI berada pada level Rp98 pada perdagangan Kamis (7/12/2023) sesaat setelah pembukaan perdagangan pukul 09.30 WIB. Dengan harga ini, maka perusahaan pengendali BUMI terafiliasi Grup Salim, Mach Energy Limited (MEL) mengalami potential loss Rp3,74 triliun. 

Afiliasi Grup Salim lainnya, yakni Treasure Global Investments Limited (TGIL) mengalami potential loss Rp660 miliar dari penurunan harga saham BUMI ini.

Adapun, jika hanya menghitung persentase saham yang dimiliki Grup Salim pada MEL dan TGIL, maka investasi Grup Salim melalui MEL pada BUMI menguap Rp1,58 triliun, dan investasi Grup Salim melalui TGIL pada BUMI berpotensi menguap Rp553 miliar. Jika dijumlahkan, Grup Salim mengalami potential loss hingga Rp2 triliun akibat penurunan harga saham BUMI ini.

Berdasarkan catatan Bisnis, Grup Salim masuk ke saham BUMI melalui penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement, dengan harga pelaksanaan Rp120 per saham.

Grup Salim melakukan investasi di BUMI melalui Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investments Limited (TGIL). Susunan pemegang saham MEL terdiri atas PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) dengan kepemilikan saham 42,5% di bawah kendali grup Bakrie, Colver Wide Limited dengan kepemilikan saham 15% dan dikendalikan oleh Agoes Projosasmito, dan terakhir 42,5% saham dimiliki oleh Mach Energy Pte.Ltd yang berbasis di Singapura.

Mach Energy Pte. Ltd adalah perusahaan yang berada di bawah kendali Anthoni Salim atau berada di bawah kendali Grup Salim.

Kemudian TGIL merupakan perusahaan yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan ini memiliki dua pemegang saham yakni PT Aswana Pinasthika Investasi dengan kepemilikan 16,15% di bawah kendali Agoes Projosasmito.

TGIL juga dimiliki secara mayoritas sebanyak 83,85% oleh Mach Energy Pte Ltd. atau perusahaan yang sama sebagai pemegang saham MEL dari Grup Salim.

MEL tercatat menggenggam sebanyak 170 miliar saham BUMI, sementara TGIL memiliki sebanyak 30 miliar saham BUMI.

Dengan harga eksekusi Rp120 per saham, maka MEL mengeluarkan dana sebesar Rp20,4 triliun, dan TGIL mengeluarkan dana sebesar Rp3,6 triliun untuk mengeksekusi private placement BUMI tersebut.

Saat ini, MEL merupakan pemegang saham pengendali BUMI dengan kepemilikan 45,78%. Sementara itu, TGIL menjadi pemegang saham BUMI terbesar ketiga dengan kepemilikan sebesar 8,08%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper