Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) berbicara mengenai potensi pembagian dividen kepada pemegang sahamnya. BUMI menuturkan akan mempercepat kemungkinan pembagian dividen ke pemegang sahamnya.
Direktur Bumi Resources Sri Dharmayanti mengatakan hingga saat ini, emiten berkode saham BUMI ini belum memenuhi persyaratan untuk dapat membagikan dividen ke pemegang sahamnya.
"Hal ini karena BUMI masih mencatatkan defisit," kata Dharmayanti dalam paparan publik, Rabu (6/12/2023).
Namun, kata dia, manajemen BUMI berupaya ke depannya untuk terus berusaha mempercepat kemungkinan BUMI untuk membagikan dividen ke pemegang sahamnya.
Per 30 September 2023, BUMI memang masih mencatatkan defisit sebesar US$2,3 miliar di pos ekuitasnya. Defisit ini berkurang dari US$2,36 miliar dibandingkan akhir Desember 2022.
Sebagai informasi, BUMI terakhir kali membagikan dividen kepada pemegang sahamnya pada tahun 2012 untuk tahun buku 2011, yakni sebesar Rp14,31 per saham. Dividen tersebut dibagikan kepada 20,77 miliar saham.
Baca Juga
Dengan total jumlah saham tersebut, maka total dividen yang dibagikan BUMI untuk tahun buku 2011 adalah sebesar Rp297,2 miliar.
Adapun, nilai dividen terbesar yang pernah dibagikan BUMI adalah sebesar Rp50,6 per saham pada tahun buku 2008.
Hingga kuartal III/2023, BUMI meraih pendapatan sebesar US$1,17 miliar atau setara Rp18,34 triliun (estimasi kurs Rp15.625 per dolar AS). Raihan pendapatan ini turun 15,78% year-on-year (YoY) dari periode tahun sebelumnya yakni US$1,39 miliar.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menjelaskan melemahnya pendapatan perusahaan disebabkan oleh harga batu bara yang turun tajam dibandingkan dengan patokan harga pada tahun lalu.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan per September 2023 mencapai US$1,09 miliar atau menurun dari tahun sebelumnya US$1,10 miliar. Namun, laba bruto BUMI tergerus menjadi US$78,92 juta dari sebelumnya US$294,27 juta.
Setelah dikurangi berbagai beban lainnya, BUMI mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$58,26 juta atau setara Rp910,31 miliar. Laba bersih BUMI anjlok 83,78% dari sebelumnya US$365,49 juta per September 2022.