Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi Rupiah Pekan Depan Ditopang data PMI dan Inflasi

Mata uang rupiah diprediksi didukung rilis data indeks PMI Indonesia November naik ke 51,7 dan inflasi 2,86%.
Artha Adventy,Maria Elena
Artha Adventy & Maria Elena - Bisnis.com
Minggu, 3 Desember 2023 | 07:34
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah diprediksi melemah terbatas pada awal pekan depan setelah rilis indeks PMI Indonesia November naik ke 51,7 dan inflasi 2,86%. Namun, rupiah mendapat momentum dari proyeksi pelemahan dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pada Senin (4/12/2023) pekan depan, rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.450- Rp15.520 per dolar AS. 

Rupiah ditutup menguat 0,16% atau 25 poin ke level Rp15.485 di hadapan dolar AS pada Jumat (1/12/2023). Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,10% ke level 103,320.

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi cenderung menguat di hadapan dolar AS. Bath Thailand menguat 0,31%, rupee India menguat 0,06%, peso Filipina naik 0,15%.

Kemudian mata uang yang melemah adalah won Korea turun 1,21%, ringgit Malaysia melemah 0,50%, yuan China tergerus 0,13% dan yen Jepang turun 0,01%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data ekonomi hari Kamis menunjukkan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunganya dan mungkin mulai melakukan pelonggaran pada pertengahan tahun depan, yang biasanya merupakan faktor negatif terhadap dolar.

Ketidakpastian mengenai potensi perubahan kebijakan The Fed membantu dolar pulih secara tajam dari level terendah sejak pertengahan Agustus. Data semalam juga menunjukkan bahwa indeks harga PCE  yaitu alat pengukur inflasi pilihan The Fed  tetap berada di atas target bank sentral sebesar 2% pada bulan Oktober.

“Powell akan berpidato di dua acara terpisah pada hari Jumat, dengan perubahan apa pun pada retorika Ketua Fed sebagian besar menjadi fokus setelah beberapa pejabat Fed lainnya menyatakan bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunga,” katanya dalam riset harian, Jumat (1/12/2023). 

Beberapa anggota Fed mencatat minggu ini bahwa inflasi telah turun secara signifikan tahun ini, meskipun masih berada di atas kisaran target bank sentral. Dolar juga mengalami penurunan tajam pada bulan November, di tengah meningkatnya keyakinan bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga.

Sementara itu, S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menguat ke level 51,7 pada November 2023, atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023. Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan menyebut, posisi tersebut menunjukkan kenaikan lebih cepat pada kondisi sektor manufaktur, kenaikan PMI ini di respon positif oleh pasar.

Data PMI November menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi, meski data headline terkini 51,7 masih di bawah rata-rata kuartal III/2023, yaitu 53,2. Sedangkan tingkat kepercayaan bisnis naik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, masih di bawah rata-rata jangka panjang.   

Menurut S&P Global, pesanan baru yang akan datang untuk barang produksi Indonesia kembali naik pada November 2023. Hal ini didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi basis pelanggan. Kendati demikian, S&P Global mencatat tingkat pertumbuhan merupakan yang paling lambat pada periode 6 bulan saat ini dan tergolong sedang secara umum, yang dipicu oleh menurunnya permintaan asing pada bulan ini.

Data Inflasi

Pergerakan rupiah juga dipengaruhi rilis data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2023 sebesar 0,38% secara bulanan (month-to-month/mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,86% (year-on-year/yoy). 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan bahwa inflasi yang terjaga pada November 2023 tersebut merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah (pusat dan daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Dengan perkembangan tersebut, BI meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5%±1% pada 2024,” katanya dalam siaran pers, dikutip Sabtu (2/2/2023).

Erwin mengatakan inflasi inti pada November 2023 tetap terjaga rendah, yaitu tercatat sebesar 0,12% mtm, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,08% mtm. 

Realisasi inflasi inti pada November 2023 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan gula pasir. Secara tahunan, inflasi inti November 2023 tercatat sebesar 1,87% yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,91% yoy.

Sementara itu, inflasi kelompok volatile food meningkat, menjadi sebesar 1,72% mtm, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21% mtm.

Peningkatan inflasi volatile food disumbang terutama oleh inflasi pada komoditas aneka cabai, bawang merah, dan beras. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 7,59% yoy, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,54% yoy. 

Lebih lanjut, kelompok administered prices pada November 2023 mengalami inflasi sebesar 0,08% mtm, lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,46% mtm. 

Perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi bensin akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 2,07% yoy, menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,12% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper