Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Telkom (TLKM) Agresif Berburu Mitra Strategis Data Center pada 2024

Telkom (TLKM) akan membuka kesempatan partnership di bisnis data center pada 2024, dan estimasi memiliki 15%-20% supply share pada 2030.
Crysania Suhartanto, Farid Firdaus
Jumat, 1 Desember 2023 | 11:02
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) akan agresif menggelar ekspansi data center pada tahun depan dengan menggandeng mitra strategis. Perseroan siap menggenjot bisnis Data Center Co di pasar domestik dan luar negeri.

Direktur Strategic Portofolio Telkom Budi Setyawan Wijaya mengatakan perseroan terus berupaya meningkatkan kapasitas bisnis data center. TLKM berambisi memiliki kapasitas data center hingga lebih dari 1.256 megawatt pada 2031, dari posisi 98 megawatt pada 2022. Artinya, TLKM membidik rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 33% selama 2022-2031.

“Telkom akan membuka kesempatan partnership pada 2024, dan estimasi memiliki 15%-20% supply share pada 2030,” kata dia dalam Public Expose Live 2023, Kamis (30/11/2023).

Budi membocorkan sejumlah kriteria untuk menjadi mitra strategi dari Telkom. Pertama, TLKM menginginkan partner yang dapat mengisi kompetensi Telkom, sehingga dalam pengelolaan, layanan, hingga teknologi akan cukup kompetitif dengan Telkom. Kedua, TLKM juga mencari mitra yang bisa membawa pelanggan baru dan nilai baru bagi Telkom.

Budi menegaskan ambisi TLKM di bisnis data center cukup realistis, mengingat persentase penggunaan data center Telkom sudah 80% pada 2023. Padahal, saat ini makin tinggi permintaan untuk mengakses data dengan latensi yang rendah.

Budi menilai ekspansi data center juga melihat trafik data yang diproyeksikan akan tumbuh sebesar 39% CAGR pada 5 tahun mendatang dan Indonesia diproyeksikan akan berkontribusi sebesar 40% dari digital ekonomi Asean pada 2025.

Lebih lanjut, Budi mengatakan faktor yang menambah optimisme akan target ambisius ini adalah akan adanya regulasi terkait lokalisasi data dan proteksi data, akses menuju energi terbarukan, serta biaya listrik yang dapat diprediksi.

Seperti diketahui, TLKM memiliki lima strategi yang secara garis besar terbagi pada tiga segmen utama, yakni digital connectivity, digital platform, dan digital service. Pada segmen digital connectivity, Telkom melakukan upaya peningkatan nilai aset atau unlock value untuk bisnis jaringan infrastruktur dan serat optik.

“Tahun ini , Telkom akan menyelesaikan pendirian entitas baru di segmen infrastruktur, tujuannya untuk utilisasi dan monetitas bisnis tersebut secara lebih jeli,” kata Budi.

Berdasarkan laporan keuangan, TLKM mencetak pendapatan senilai Rp111,23 triliun hingga kuartal III/2023. Pendapatan ini meningkat 2,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp108,8 triliun.

Pendapatan TLKM ini dikontribusikan oleh pendapatan telepon sebesar Rp8,3 triliun, pendapatan interkoneksi Rp6,6 triliun, dan pendapatan data internet, dan jasa teknologi informatika sebesar Rp65,8 triliun.

Kemudian pendapatan jaringan sebesar Rp1,78 triliun, pendapatan Indihome Rp21,78 triliun, dan layanan lainnya sebesar Rp4,7 triliun.

Apabila dikategorikan, maka TLKM mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp109,15 triliun dan pendapatan dari transaksi lessor sebesar Rp2,08 triliun. Meningkatnya pendapatan TLKM ini turut membuat laba usaha TLKM meningkat menjadi 10,80% secara tahunan menjadi Rp34,9 triliun. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, TLKM mencetak laba usaha sebesar Rp31,5 triliun.

TLKM juga berhasil meningkatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk atau laba bersihnya menjadi Rp19,4 triliun hingga kuartal III/2023. Laba bersih ini naik 17,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp16,5 triliun. Meningkatnya laba bersih ini turut membuat laba per saham dasar TLKM ikut naik menjadi Rp196,84 per saham, dari sebelumnya Rp167,38 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper