Bisnis.com, JAKARTA – Jadwal operasional Bandar Udara Dhoho Kediri garapan emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mundur dari semula Oktober 2023 menjadi tahun depan dengan penambahan biaya investasi Rp3 triliun.
Direktur dan Corporate Secretary Heru Budiman mengatakan progres pembangunan bandara masih berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Diperkirakan bandara ini akan siap pakai di 2024 mendatang.
“Bisa disampaikan bahwa pembangunannya tetap berlangsung sesuai dengan yang direncanakan dan diperkirakan siap pakai di tahun 2024. Sementara biaya yang diperkirakan bisa ada penambahan sebesar Rp3 triliun,” katanya dalam konferensi pers public expose 2023, Kamis (30/11/2023).
Padahal, Bandara Dhoho sebelumnya ditargetkan beroperasi pada Oktober 2023. Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, GGRM milik konglomerat Susilo Wonowidjojo, melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SHI), menargetkan pembangunan Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri rampung pada Oktober 2023.
Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDHI) Maksin Arisandi mengatakan capaian progres keseluruhan pembangunan bandara saat ini sudah 97, 04 persen. Ditargetkan akhir Oktober 2023 semua pembangunan item-item terkait bandara telah selesai.
"Di November 2023, kami siap verifikasi, tes landing, tes take off maupun yang lain. Jadi semua kami tes di bulan November," katanya, Selasa (19/9/2023).
Baca Juga
Bandara ini nantinya memiliki landas pacu 3.300 x 60 meter, apron commercial 548 x 141 meter, apron VIP 221 x 97 meter, empat taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.
Proyek pembangunan Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur yang merupakan proyek strategis nasional bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni tanpa menggunakan anggaran pendapatan belanja negara. Bandara tersebut memiliki nilai total investasi mencapai Rp10,8 triliun dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023.
SDHI yang merupakan anak usaha GGRM akan melakukan kerja sama operasi (KSO) pada proyek pembangunan Bandara Baru Kediri ini bersama Angkasa Pura I. Keduanya telah dinyatakan sebagai pemenang dengan durasi waktu kerja sama yaitu 50 tahun sejak bandara mulai dioperasikan.
Kementerian Perhubungan melaporkan total investasi mencapai Rp10,8 triliun dengan pemerincian Rp6,6 triliun pada tahap I, Rp1,2 triliun pada tahap II, dan Rp3 triliun pada tahap III.
Dengan pembangunan ini, kapasitas penumpang bandara untuk tahap I bisa mencapai 1,5 juta penumpang per tahun. Kemudian kapasitas tahap II menjadi 4,5 juta penumpang per tahun dan tahap III 10 juta penumpang per tahun.