Bisnis.com, JAKARTA – Jalan terjal siap mengadang kinerja PT United Tractors Tbk. (UNTR) pada 2024 mulai dari penurunan penjualan alat berat, harga komoditas yang volatil hingga pemilu 2024.
Alhasil, Manajemen PT United Tractors Tbk. (UNTR) mengungkapkan ada potensi penurunan nilai dividen tahun buku 2023 jika dibandingkan dengan pembagian pada tahun buku 2022.
Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan dalam menentukan pembagian dividen perseroan akan meninjau kebutuhan dana untuk belanja modal terlebuh dahulu. Oleh sebab itu ada kemungkinan pembagian dividen tahun depan terkoreksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Pembagian dividen tahun buku 2022 kami adalah pengecualian karena didukung harga batu bara yang tinggi hingga US$400 per ton sehingga laba bersih naik. Selain itu, kami juga belum banyak melakukan investasi di bisnis baru,” katanya pada Selasa (28/11/2023).
Pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) anak usaha Astra International (ASII) itu pada 12 April 2023 menyetujui pembagian dividen final sebesar Rp6.185 per saham.
Persetujuan itu menjadikan total dividen UNTR selama 2022 menjadi Rp7.003 per saham. Jumlah keseluruhan dividen ini senilai Rp25,5 triliun, termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp818 per saham atau seluruhnya berjumlah Rp3 triliun yang telah dibayarkan pada 24 Oktober 2022.
Baca Juga
Rasio pembayaran dividen UNTR tahun ini adalah sebesar 121 persen atau lebih tinggi dari laba bersih UNTR 2022 yang sebesar Rp21 triliun.
Iwan mengatakan hal itu kemungkinan tidak akan terjadi lagi karena rata-rata harga batu bara telah turun ke kisaran US$150-US$160 per ton pada tahun ini. Di sisi lain, perseroan berencana menambah lini bisnis baru yang menunjang ekonomi hijau seperti mineral non-batu bara.
“Mungkin pembagian dividen tidak akan terjadi seperti 2023 meskipun laba bersih bagus karena kami menyisihkan belanja modal dan inevestasi unit usaha baru. Tapi, rasio pembagian dividen akan kami pertahankan di rentang 40 persen sampai 50 persen,” tegasnya.
Selain itu, akan ada koreksi pada target penjualan alat berat dengan merek Komatsu. Menurutnya sampai dengan akhir tahun ini UNTR berpotensi menjual alat berat sekitar 5.400 sampai dengan 5.450 unit.
“Tahun depan kemungkinan akan ada kontraksi yang disebabkan oleh penurunan permintaan di sektor komoditas yang disebabkan oleh Pemilu 2024,” katanya pada Selasa (28/11/2023).
Iwan menambahkan target penjualan akan turun menjadi 4.000 unit sehingga akan berimbas pada penjualan suku cadang yang tahun ini membukukan Rp12 triliun. Pada 2024, terdapat risiko penurunan sebesar 5% menjadi Rp11 triliun.
Kendati demikian, United Tractor telah menyiapkan sejurus strategi untuk mengkompensasi penurunan tersebut. Iwan mengatakan perseroan bakal menggeber sektor kontraktor tambang yang dijalankan oleh PT Kalimantan Prima Persada (KPP) dan PT Pama Indo Mining (PIM).
“Kontraktor tambang tahun depan terlepas dari harga batu bara yang turun, volume produksi akan naik dan kami telah membeli alat baru sehingga produksi yang tahun ini 130 juta ton dengan overburden removal 1,1 miliar bcm untuk tahun depan akan naik 5% sampai 10%,” ungkapnya.
Dengan demikian, produksi batu bara menjadi 137 juta ton dengan overburden removal 1,2 miliar bcm. Adapun dari tambang milik perseroan, akan ada kenaikan produksi batu bara yang semula 11,2 juta ton menjadi 12 juta ton.
Iwan menambahkan sekitar 3 juta ton batu bara yang ditambang tahun depan dengan jenis coaking coal dan sisana adalah thermal coal.
Selain tambang batu bara, tambang emas United Tractor juga akan digeber produksinya. Iwan mengatakan produksi emas tahun ini naik dari posisi 175.000 ton menjadi 235.000 ton.
Presiden Direktur United Tractor Frans Kesuma mengatakan perseroan juga memberikan perhatian yang lebih besar dalam strategi diversifikasi bisnis UT untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.
“Diantaranya dengan menambah portofolio Perseroan melalui akuisisi strategis saham minoritas di Nickel Industries Limited dalam rangka membangun strategi bisnis nikel terintegrasi dan investasi di PT Supreme Energy Sriwijaya yang sejalan dengan komitmen Perseroan untuk terus mengembangkan green energy business sebagai bagian dari Aspirasi Keberlanjutan Grup UT di 2030,” ujar Frans Kesuma, Presiden Direktur Perseroan.
Dia menambahkan strategi diversivikasi bisnis UNTR sampai sekarang fokus pada dua hal yakni mineral non coal dan renewable energy. “Mineral banyak yang lagi kami cari karena Indonesia ada banyak emas dan nikel. Kami tidak punya target yang akan diakuisi selama ukurannya sesuai dan memungkinkan untuk akuisisi dan kami focus pada status legalnya,”pungkasnya.
Pandangan JP Morgan ke UNTR
Sementara itu, Perbankan investasi asal Amerika Serikat JP Morgan berbalik arah merevisi naik rekomendasi untuk saham UNTR.
J.P. Morgan menyudahi pandangan underweight terhadap prospek emiten Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) jelang berakhirnya periode perdagangan Oktober 2023.
Keputusan itu diambil oleh Tim Analis J.P. Morgan setelah kinerja saham UNTR underperformance dari indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga 8% dalam sebulan terakhir dan 18% dalam 6 bulan terakhir.
J.P. Morgan kini berbalik arah dengan merevisi naik peringkat rekomendasi saham UNTR dari sebelumnya underweight menjadi overweight. Selain itu, mereka memiliki target harga baru di Rp30.000 pada Desember 2024.
“Kami percaya risk-reward telah berubah menjadi positif di level saat ini karena [UNTR] merupakan salah satu penerima manfaat terbesar dari penguatan dolar AS terhadap rupiah,” tulis Tim Analis J.P. Morgan dalam riset terbarunya yang dikutip, Senin (30/10/2023).
Selain itu, J.P. Morgan menyebut United Tractors menjadi proxy untuk reli harga emas baru-baru ini. Logam mulai tercatat telah naik 8% selama bulan berjalan sejalan dengan keputusan investor mencari aset safe haven di tengah meningkatnya volatilitas kondisi makro.
Di sisi lain, J.P. Morgan juga menyukai komitmen Manajemen United Tractors terhadap transisi energi hijau. Hal itu tecermin dari manuver UNTR mengakuisisi pembangkit listrik tenaga air serta tiga perusahaan nikel untuk memperluas sayapnya ke rantai pasok kendaraan listrik.
“[Strategi ini] menurut kami akan memiliki sinergi positif jangka panjang dengan perusahaan induk konglomerat otomotif, Astra,” tulis Tim Analis J.P. Morgan.
Adapun, J.P. Morgan juga menggarisbawahi beberapa risiko dari rekomendasi yang diberikan terhadap saham UNTR seperti harga dan volume penjualan batu bara yang lebih rendah dari perkiraan, penjualan alat berat merek Komatsu yang lebih rendah dari perkiraan, serta harga dan volume penjualan emas yang lebih rendah dari perkiraan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.