Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN Karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) merancang skema penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HEMTD) atau rights issue untuk penyertaan modal negara (PMN) Rp6 triliun.
Mahendra Vijaya, Corporate Secretary WIKA, menyampaikan suntikan PMN sebesar Rp6 triliun akan masuk melalui rights issue pada kuartal I/2024. Saat ini, perseroan sedang merancang aksi korporasi tersebut, termasuk rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) persetujuan rights issue.
"PMN masuk melalui skema rights issue, yang dananya untuk modal kerja. Target kuartal I/2024 realisasi PMN. Untuk RUPSLB kami harapkan terlaksana Januari 2024," ujarnya, Jumat (24/11/2023).
Dalam melaksanakan rights issue, WIKA menggunakan laporan keuangan per September 2023 yang masih dalam tahap audit. Oleh karena itu, WIKA belum menyampaikan laporan keuangan per kuartal III/2023 tersebut.
Mahendra Vijaya juga menjelaskan peluang adanya dana publik yang masuk lewat rights issue yang masih dalam tahap penghitungan. Saat ini, komposisi pemegang saham WIKA ialah Pemerintah 65%, dan publik sekitar 34,93%.
WIKA juga berharap PMN selanjutnya senilai Rp4 triliun dapat mengucur pada 2024 sehingga total PMN yang didapatkan mencapai Rp10 triliun.
Baca Juga
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo menargetkan meraih penyertaan modal negara (PMN) bernilai total Rp10 triliun. Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan kapasitas perseroan.
Kartika Wirjoatmodjo, atau akrab disapa Tiko, menjelaskan nilai tersebut merupakan hasil kumulatif dari PMN sebesar Rp6 triliun yang telah disetujui pada tahun ini, dan suntikan tambahan Rp4 triliun yang bakal diajukan kembali pada 2024.
“Kami bicara tahun depan akan usulkan lagi Rp4 triliun sehingga total PMN ke WIKA itu nanti Rp10 triliun,” ujarnya di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Dia menyatakan bahwa ada dua hal yang menjadi fokus Kementerian BUMN dalam upaya mendorong WIKA kembali meraih suntikan modal negara pada tahun depan.
Pertama, WIKA disebut terdampak dari penurunan nilai properti karena perseroan juga bergerak di industri tersebut. Kedua, Kementerian BUMN ingin mengembangkan kapasitas WIKA dalam bidang rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering-procurement-construction/EPC).
Pada tahun ini, Kementerian Keuangan dan DPR RI sepakat untuk menyuntikkan PMN sebesar Rp6 triliun kepada Wijaya Karya. Dana segar tersebut rencananya akan mengalir ke kas perseroan pada kuartal pertama 2024.