Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berisiko melemah pada rentang Rp15.560 hingga Rp15.620, jelang putusan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang di gelar hari ini, Kamis (23/11/2023).
Pada perdagangan Rabu (22/11), mata uang rupiah ditutup melemah 0,87% atau 135 poin ke level Rp15.575 per dolar AS. Sementara Indeks dolar justru naik 0,21% ke posisi 103,675.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E Sumual menyampaikan suku bunga tersebut perlu untuk ditahan setelah sebelumnya naik dari 5,75%. Meski demikian, David melihat masih ada peluang BI untuk menaikkan suku bunga di tengah situasi global, utamanya inflasi AS yang masih membuka kemungkinan untuk The Fed semakin memperketat kebijakannya.
“Tetap prediksinya [6%]. Ke depan, masih ada ruang untuk naik lagi terutama tergantung perkembangan eksternal, terutama fed fund rate,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Kamis (23/11/2023).
Pasalnya, inflasi AS masih menjadi permasalahan bagi Ketua The Fed Jerome Powell dan membuat dirinya lebih hati-hati dalam mengambil kebijakan suku bunga. Para pejabat The Fed pun mengaku tidak mungkin menaikkan suku bunga lebih lanjut, namun inflasi tetap jauh di atas target 2% bank sentral.
Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar memperkirakan bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga. Namun risalah rapat pada hari Selasa menimbulkan keraguan mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga, mengingat sebagian besar pejabat Fed juga berulang kali mengisyaratkan kenaikan suku bunga untuk jangka waktu yang lebih lama.
Baca Juga
“Alat Fedwatch CME Group menunjukkan para pedagang mempertimbangkan kembali ekspektasi penurunan suku bunga pada Maret 2024, sesuai dengan sinyal peluang penurunan suku bunga sebesar 40%,” katanya dalam riset harian.
Investor juga memantau dengan cermat pengumuman ekonomi yang akan datang. Mereka sedang menunggu pernyataan musim gugur dari Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt di House of Commons, yang dapat memberikan arahan lebih lanjut untuk pasar mata uang.
Dari dalam negeri Ibrahim mengatakan pemerintah meningkatkan kewaspadaan seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Pasalnya, China merupakan salah satu negara yang punya hubungan kuat dengan Indonesia sebagai mitra dagang, karena 20% ekspor Indonesia ke China.
Salah satu dampak pelemahan ekonomi China di Indonesia, yakni lambatnya ekspor pada kuartal III/2023. Kinerja ekspor terkontraksi 4,26% (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2023, sementara impor terkontraksi 6,18% yoy. Meski begitu, industri manufaktur tumbuh 5,20% yoy, berkontribusi 1,06% yoy terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Adapun, untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.560 hingga Rp15.620.
Rupiah ditutup menguat 22 poin atau 0,14% menjadi Rp15.553 per dolar AS.
Sementara indeks dolar AS melemah 0,27% ke level 103,64.
Rupiah berbalik meneguat dengan naik 1,50 poin atau 0,01 menjadi Rp15.573 per dolar AS pukul 14.06 WIB.
Sementara indeks dolar AS melemah 0,26% ke level 103,66.
Rupiah masih tertekan dengan turun 19 poin atau 0,12% menjadi Rp15.594 per dolar AS pukul 12.15 WIB.
Sementara indeks dolar AS juga melemah 0,17% ke level 103,75.
Rupiah melemah 14 poin atau 0,09% menjadi Rp15.589 per dolar AS pukul 11.00 WIB.
Sementara indeks dolar AS juga melemah 0,20% ke level 103,71.
Rupiah melemah 46 poin atau 0,30% menjadi Rp15.621 per dolar AS pukul 09.23 WIB.
Sementara indeks dolar AS juga melemah 0,17% ke level 103,74.