Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Loyo Bersama Mayoritas Mata Uang Asia Lainnya, Dolar AS Perkasa

Mata uang rupiah ditutup melemah Rp15.575 di hadapan dolar AS bersama dengan pelemahan mata uang Asia lainnya.
Mata uang rupiah ditutup melemah Rp15.575 di hadapan dolar AS bersama dengan pelemahan mata uang Asia lainnya. JIBI/Bisnis.com
Mata uang rupiah ditutup melemah Rp15.575 di hadapan dolar AS bersama dengan pelemahan mata uang Asia lainnya. JIBI/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup melemah Rp15.575 di hadapan dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (22/11/2023). 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup melemah 0,87% atau 135 poin ke level Rp15.575 per dolar AS. Indeks dolar saat ini justru naik 0,21% ke posisi 103,675. 

Sementara itu mayoritas mata uang Asia lainnya ditutup melemah. Yen Jepang turun 0,55%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dolar Singapura melemah 0,21%, dolar Taiwan melemah 0,91%. Kemudian won Korea turun 0,88%, peso Filipina melemah 0,22%, yuan China melemah 0,12%, ringgit Malaysia melemah 0,63%, dan bath Thailand melemah 0,09%. 

Sementara itu hanya rupee India yang berhasil menguat sebesar 0,04%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar memperkirakan bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga. Namun risalah rapat pada hari Selasa menimbulkan keraguan mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga, mengingat sebagian besar pejabat Fed juga berulang kali mengisyaratkan kenaikan suku bunga untuk jangka waktu yang lebih lama. 

“Alat Fedwatch CME Group menunjukkan para pedagang mempertimbangkan kembali ekspektasi penurunan suku bunga pada Maret 2024, sesuai dengan sinyal peluang penurunan suku bunga sebesar 40%,” katanya dalam riset harian. 

Investor juga memantau dengan cermat pengumuman ekonomi yang akan datang. Mereka sedang menunggu pernyataan musim gugur dari Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt di House of Commons, yang dapat memberikan arahan lebih lanjut untuk pasar mata uang. 

Gubernur Bank of England Andrew Bailey berbicara pada sidang Treasury Select Committee pada hari Selasa, Bailey menekankan perlunya suku bunga tinggi yang berkelanjutan sebagai respons terhadap kekhawatiran inflasi yang terus berlanjut. Pernyataannya menantang ekspektasi beberapa investor terhadap pelonggaran kebijakan moneter lebih awal.

Sementara itu, dari dalam negeri Ibrahim mengatakan pemerintah meningkatkan kewaspadaan seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Pasalnya, China merupakan salah satu negara yang punya hubungan kuat dengan Indonesia sebagai mitra dagang, karena 20% ekspor Indonesia ke China.

Salah satu dampak pelemahan ekonomi China di Indonesia, yakni lambatnya ekspor pada kuartal III/2023. Kinerja ekspor terkontraksi 4,26% (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2023, sementara impor terkontraksi 6,18% yoy. Meski begitu, industri manufaktur tumbuh 5,20% yoy, berkontribusi 1,06% yoy terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu untuk perdagangan Besok, Kamis (23/11/2023) Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.560 hingga Rp15.620

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper