Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) memproyeksikan kontribusi dari bisnis B2B perseroan dapat mencapai 20% ke pendapatan perusahaan.
Direktur ISAT Muhammad Buldansyah mengatakan bisnis B2B ke depan akan menjadi salah satu mesin pertumbuhan perusahaan telekomunikasi.
"Dalam 3-4 tahun ke depan, kontribusinya terhadap perusahaan itu menjadi sekitar 20% dari pendapatan ISAT," kata Buldansyah ditemui belum lama ini.
Saat ini, lanjut Buldansyah, kontribusi bisnis B2B ISAT terhadap pendapatan perusahaan masih mencapai 10%.
Adapun, lanjut dia, Indosat masih akan masuk menggarap beberapa sektor B2B seperti pertambangan, perkebunan, logistik, dan institusi finansial.
Sebagai informasi, ISAT mencatatkan pendapatan dan laba bersih yang bervariasi selama lima tahun ke belakang. Pendapatan ISAT selalu mencatatkan pertumbuhan selama lima tahun terakhir.
Baca Juga
Pertumbuhan pendapatan tertinggi dicetak ISAT pada kuartal III/2022 yang sebesar Rp34,5 triliun, naik 49,78% secara tahunan dari Rp23,05 triliun. Sebagai informasi, pendapatan ini meningkat setelah ISAT efektif melakukan merger dengan Hutchison 3 Indonesia menjadi Indosat Ooredoo Hutchison pada 2022.
Kinerja Kuartal III | Pendapatan | YoY | Laba bersih | YoY | Keterangan |
2018 | Rp16.769.793 | 12,42% | -Rp1.539.022 | -81,51% | Rugi berkurang |
2019 | Rp18.853.041 | -Rp284.595 | |||
2020 | Rp20.592.026 | 9,22% | -Rp457.502 | 60,76% | Rugi bertambah |
2021 | Rp23.055.094 | 11,96% | Rp5.800.229 | 1367,80% | Berbalik laba |
2022 | Rp34.530.831 | 49,78% | Rp3.687.633 | -36,42% | |
2023 | Rp37.462.397 | 8,49% | Rp2.787.138 | -24,42% |
Meski demikian, sebelum merger, ISAT juga masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Pada 2021 misalnya, ISAT mencetak pendapatan sebesar Rp23 triliun, naik 11,96% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp20,5 triliun.
Selain pendapatan yang naik, Indosat juga berbalik mencetak laba bersih sebesar Rp5,8 triliun pada kuartal III/2021. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, ISAT masih membukukan rugi sebesar Rp457,5 miliar, bertambah dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun setelah merger, ISAT tidak lagi mencatatkan kerugian. Akan tetapi, laba bersih ISAT tergerus pada kuartal III/2022 dan kuartal III/2023 masing-masing 36,4% menjadi Rp3,6 triliun dan 24,4% menjadi Rp2,78 triliun.