Bisnis.com, JAKARTA -- Harga minyak dunia kembali menjadi sorotan karena tekanan terus mencekik pasar akibat meningkatnya ketidakpastian permintaan dan kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan di Timur Tengah.
Head Research & Development Deu Calion Futures (DCFX) Paolo Liszman mengatakan investor khawatir terkait permintaan di dua konsumen minyak terbesar dunia, yaitu China dan Amerika Serikat. Hal itu telah mengakibatkan sentimen negatif yang mendorong harga minyak turun lebih dari 2% pada hari Rabu.
Hal itu menyebabkan harga minyak mencapai level terendah sejak pertengahan Juli. Paolo Liszman menekankan bahwa kekhawatiran atas permintaan yang menurun, khususnya dari dua negara tersebut, memberikan tekanan yang signifikan pada pasar minyak dunia.
Baca Juga
Selain itu, dia juga menyoroti pentingnya memperhatikan situasi geopolitik di Timur Tengah yang tetap rapuh. Gangguan potensial dalam pasokan minyak dari wilayah ini dapat memicu ketidakstabilan lebih lanjut dalam pasar global. Dia menegaskan bahwa meskipun peningkatan harga minyak hari Kamis memberikan beberapa kelegaan bagi produsen minyak.
Di sisi lain, para pelaku pasar juga semakin waspada terhadap perubahan kebijakan energi di berbagai negara, yang dapat berdampak signifikan terhadap permintaan minyak global. Munculnya kebijakan energi yang ramah lingkungan dan transisi menuju energi terbarukan telah menjadi faktor penting yang memengaruhi prospek jangka panjang industri minyak.
Sementara harga minyak mentah berjangka WTI menunjukkan sedikit kenaikan pada hari Kamis, perlunya tetap waspada terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas pasar. Permintaan yang menurun dan ketidakpastian geopolitik terus menjadi perhatian utama, memicu kebutuhan akan strategi yang cermat untuk mengelola risiko dan mengantisipasi potensi ketidakstabilan di pasar minyak global.