Bisnis.com, JAKARTA – Tiga perusahaan baru saja mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Rabu (8/11/2023). Jumlah perusahaan tercatat berhasil pun tembus angka 900.
Berdasarkan keterangan resmi, Rabu (8/11/2023) BEI telah mencapai rekor pencatatan saham tahunan tertinggi pada 6 Oktober 2023, dan kembali menorehkan pencapaian baru sejumlah 901 saham perusahaan tercatat.
Pencapaian itu merupakan hasil kerja sama Self-Regulatory Organization (SRO) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta kolaborasi dari seluruh stakeholders pasar modal.
Stakeholders tersebut di antaranya adalah perusahaan efek sebagai penjamin emisi efek, konsultan hukum, kantor akuntan publik, notaris, biro administrasi efek, asosiasi pengusaha serta investor retail dan institusi-institusi lainnya.
Berbagai istitusi itu telah mendampingi perusahaan-perusahaan dalam persiapan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sampai pencatatan efeknya di BEI.
”Pencapaian perusahaan tercatat saham yang telah melebihi 900 perusahaan ini merupakan wujud kepercayaan para manajemen dan pemilik usaha terhadap pasar modal Indonesia sebagai sumber pendanaan untuk keberlangsungan usaha.” ungkap Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam keterangan resmi, Rabu (8/11/2023).
Baca Juga
Hari ini, tiga perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI. Di antaranya adalah PT Kian Santang Muliatama Tbk. (RGAS) sebagai perusahaan tercatat ke-899, PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) sebagai perusahaan tercatat ke-900, dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM) sebagai perusahaan tercatat ke-901.
Tiga perusahaan tersebut menambah jumlah perusahaan tercatat saham di BEI pada 2023 menjadi 77 perusahaan, dengan total dana yang dihimpun atau fund raised sebesar Rp54,3 triliun.
Ditinjau dari jenis usaha, perusahaan tercatat saham di bei didominasi oleh sektor consumer cyclicals sebesar 16,9% atau sebanyak 152 perusahaan dari total. Lalu sektor consumer non-cyclicals sebesar 13,7%, sektor financials 11,8%, dan basic materials 11,3%.
Sementara itu, persebaran perusahaan tercatat BEI secara geografis masih berpusat di DKI Jakarta, yaitu sebesar 71,4% atau 643 perusahaan tercatat dari total. Sedangkan, provinsi dengan perusahaan tercatat terbanyak selanjutnya adalah Jawa Barat sebesar 8,3%, dan Banten 7,7%. Hingga saat ini, masih terdapat 27 perusahaan potensial di pipeline pencatatan BEI.
BEI terus melakukan berbagai upaya untuk menjaring calon perusahaan tercatat. Peningkatan kualitas calon perusahaan pun dilakukan BEI, dengan melakukan penyesuaian Peraturan Nomor I-A pada tahun 2021 mengenai persyaratan keuangan dan kapitalisasi pasar yang diharapkan dapat lebih mengakomodasi berbagai jenis perusahaan.
Dengan penyesuaian Peraturan I-A, rata-rata kapitalisasi pasar perusahaan tercatat mencapai Rp10,3 triliun atau tumbuh sebesar 254,8%. Sementara itu, rata-rata jumlah fund raised dan aset masing-masing mencapai Rp837,7 miliar serta Rp4,8 triliun, atau tumbuh 54,8% dan 146,1%.
Di sisi lain, pasar modal Indonesia juga telah menyediakan sarana e-IPO di situs e-ipo.co.id. Sarana itu mempermudah investor dan masyarakat luas dalam berpartisipasi di pasar modal Indonesia, khususnya pada proses IPO. (Daffa Naufal Ramadhan)