Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Masih dalam Jerat Tren Penurunan

Harga emas global masih berada dalam tren bearish akibat ekspektasi melunaknya kebijakan hawkish The Fed.
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas dunia berisiko masih dalam jeratan tren bearish akibat kurangnya sentimen positif yang mampu mendorong pergerakan harga saat ini.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan investor memperkirakan dengan tingkat keyakinan sekitar 90% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di bulan Desember. Ini berarti bahwa kebijakan moneter yang ketat atau kenaikan suku bunga di AS dapat mempengaruhi harga emas, karena hal tersebut akan meningkatkan biaya peluang untuk membeli aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti logam mulia.

"Untuk memungkinkan emas bergerak secara berkelanjutan di atas level $2.000 per ons, mungkin diperlukan sinyal yang lebih jelas dari Federal Reserve bahwa pemangkasan suku bunga akan segera terjadi. Selain itu, kembalinya investor ke Exchange-Traded Funds (ETF), yang merupakan dana yang diperdagangkan di bursa, juga dapat mempengaruhi pergerakan harga emas dalam jangka panjang," ungkapnya.

Dalam konteks ini, para pelaku pasar dan investor perlu terus memantau perkembangan ekonomi global, kebijakan The Fed, dan faktor-faktor geopolitik yang dapat berdampak signifikan pada harga emas di masa depan.

Di sisi lain, melemahnya korelasi antara exchangeable traded fund (ETF) yang terkait dengan emas dan saham pertambangan emas membuat investor mengamati berbagai penyebab potensial, termasuk pembelian besar-besaran dari bank sentral global dan penurunan produksi emas.

SPDR Gold Shares ETF (GLD.P), yang melacak harga emas, telah menguat 9,82% tahun ini, didorong oleh kekhawatiran terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta gejolak geopolitik. Namun kenaikan tersebut belum tercermin dalam harga saham para penambang emas: iShares MSCI Global Gold Miners ETF (RING.O) dan VanEck Gold Miners ETF (GDX.AX), yang melacak saham produsen emas, hanya naik. masing-masing 2,28% dan 1,7%.

17:00 WIB
Harga Emas Terganjal Keputusan The Fed

Analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer berpendapat pelaku pasar emas saat ini tengah menunggu sinyal dari The Fed sebelum reli harga emas dapat berlanjut. Keputusan The Fed terkait suku bunga acuan akan menjadi patokan bagi bank sentral negara lainnya, termasuk investor.

The Fed baru-baru ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,25-5,50%, tetapi investor masih menunggu untuk melihat kebijakan selanjutnya. Prediksi menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang, namun ada kemungkinan penurunan suku bunga pada awal Juni tahun depan.

Presiden The Fed Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, mengindikasikan bahwa bank sentral mungkin memiliki lebih banyak rencana untuk mengendalikan inflasi. Ini menciptakan ketidakpastian tambahan dalam pasar, karena kebijakan The Fed akan sangat memengaruhi pergerakan harga emas.

12:51 WIB
Sulit Kembali ke US$2.000 per troy ons

Menurut Andrew, secara fundamental, harga emas telah mengalami penurunan selama beberapa hari terakhir. Pada perdagangan Selasa, 7 November 2023, harga emas di pasar spot ditutup melemah sebesar 0,47% di posisi US$1968,4 per troy ons. "Artinya, harga emas telah mengalami penurunan selama dua hari berturut-turut. Kondisi ini mencerminkan ketidakpastian di pasar emas", katanya.

Selain itu harga emas di pasar spot pada hari Rabu, 8 November 2023, masih melemah, meskipun mengalami kenaikan tipis sebesar 0,01% menjadi US$1968,69 per troy ons. Meskipun demikian, harga emas masih jauh dari level US$2.000 yang belum lama ini gagal tercapai. Faktor yang mempengaruhi penurunan harga emas meliputi ketegangan yang melemah di Timur Tengah dan penguatan dolar AS.

10:51 WIB
Kilau Emas Meredup

"Belum ada sinyal dari candlestick yang menunjukkan adanya potensi pembalikan besar dalam waktu dekat. Hal ini memperkuat pandangan bahwa harga emas akan terus mengalami penurunan", ujar Analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer pada Rabu, 8 November 2023.

Investor masih menanti pidato "The Fed Chairman Powel Speech" yang dijadwalkan akan berlangsung malam ini. Pidato ini diprediksi akan membuat USD cenderung menguat, yang pada gilirannya dapat mendorong penurunan harga emas. "The Fed dapat memberikan efek memperkuat nilai USD saat konflik di Timur Tengah mulai mereda, sehingga ini menjadi faktor tambahan yang memberikan tekanan pada harga emas,"ujarnya.


Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper