Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Melonjak Berkat The Fed, Saham BBCA-GOTO Cuan

IHSG dibuka melonjak 1% lebih pada perdagangan hari ini, Kamis (2/11/2023) karena keputusan The Fed menahan suku bunga acuan dengan saham BBCA-GOTO menguat.
Artha Adventy, Hafiyyan
Artha Adventy & Hafiyyan - Bisnis.com
Kamis, 2 November 2023 | 09:12
IHSG dibuka melonjak 1% lebih pada perdagangan hari ini, Kamis (2/11/2023) karena keputusan The Fed menahan suku bunga acuan dengan saham BBCA-GOTO menguat. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
IHSG dibuka melonjak 1% lebih pada perdagangan hari ini, Kamis (2/11/2023) karena keputusan The Fed menahan suku bunga acuan dengan saham BBCA-GOTO menguat. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melonjak 1% lebih pada perdagangan hari ini, Kamis (2/11/2023) karena keputusan The Fed menahan suku bunga acuan. Saham BBCA hingga GOTO naik mendorong IHSG.

IHSG naik 1,32% atau 87,70 poin menjadi 6.730,11 per pukul 09.06 WIB. Pagi ini, indeks dibuka melesat dan mencapai level tertinggi 6.732.

Terpantau 318 saham naik, 101 saham melemah, dan 177 saham stagnan. Di deretan big caps, saham BBCA naik 1,74%, BBRI 2,07%, BMRI 2,21%, TLKM 1,66%. Saham GOTO juga melonjak 6,45%.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan penguatan indeks global dapat memicu rebound IHSG hari ini. IHSG berpeluang teknikal rebound menguji level 6.660. 

“Keputusan the Fed untuk kembali menahan sukubunga acuan berpotensi meredam sentimen negatif domestik,” jelas Valdy dalam riset harian.  

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuan stabil dalam 22 tahun pada kisaran 5,25%-5,5% pada pertemuan kedua yang digelar pada 31 Oktober-1 November 2023.

Pada perdagangan kemarin, Indeks Komposit parkir di level 6,642, tergerus 1,63% atau 109,79 poin. Sepanjang perdagangan indeks bergerak di level 6.773,98 hingga 6.639,82.

Adapun sebanyak 135 saham menguat, 450 saham turun dan 165 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.389,40 triliun. Seluruh indeks sektoral ditutup merah pada perdagangan kemarin. 

Pelemahan tersebut terjadi saat indeks manufaktur turun ke 51,5 di Oktober 2023 dari 52,3 di September 2023. Inflasi inti turun ke 1,91% yoy di Oktober 2023 dari 2% yoy di September 2023. Kondisi ini mengindikasikan adanya perlambatan aktivitas manufaktur dan konsumsi di Oktober 2023.

Dari dalam negeri, dari 104 emiten yang sudah merilis laporan keuangan kuartal III/2023, 45% yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih. Sejumlah 55% lainnya mengalami penurunan laba bersih.

Akan tetapi, jumlah tersebut baru sekitar 11% dari total emiten di BEI, sehingga belum dapat menggambarkan kondisi kinerja kuartal III/2023 secara umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy & Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper