Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analisa Citigroup Sekuritas Terkait Kinerja GOTO, Pasang Target Saham di Rp195

Citigroup Sekuritas Indonesia memberikan target harga saham bagi PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sebesar Rp195.
Pengemudi atau driver Gojek mengantarkan paket pesanan dari platform Tokopedia di Jakarta, Jumat (8/4/2022). - Bloomberg/Dimas Ardian
Pengemudi atau driver Gojek mengantarkan paket pesanan dari platform Tokopedia di Jakarta, Jumat (8/4/2022). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Citigroup Sekuritas Indonesia memberikan target harga saham bagi PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sebesar Rp195 setelah mencatatkan penurunan rugi bersih sebesar 52% yoy menjadi Rp9,6 triliun.

Berdasarkan hasil riset Citi yang ditulis oleh Ferry Wong, CFA dan Ryan Davis menyebutkan bahwa kinerja keuangan GoTo pada kuartal III/2023 membaik namun investor diminta tetap waspada akibat ketatnya persaingan yang bisa menjadi risiko bagi bisnis perusahaan.

GoTo mencatatkan adanya peningkatan Gross Transaction Value (GTV) sebesar Rp 151 triliun atau naik 5% (QoQ). Selanjutnya pendapatan bersih tercatat mengalami kenaikan 2% (QoQ) menjadi Rp 3,6 triliun. Kemudian margin kontribusi naik 9% (QoQ) atau setara dengan Rp 1,1 triliun.

Sementara itu, penurunan rugi EBITDA yang disesuaikan oleh GOTO tercatat menjadi Rp 942 miliar pada kuartal ketiga 2023, dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar Rp 1,2 triliun. “Perkiraan sementara EBITDA yang disesuaikan lebih baik dari perkiraan kami,” ungkap hasil riset tersebut.

Goto mengharapkan EBITDA penyesuaian kelompok yang positif untuk kuartal terakhir 2023, berada di antara minus Rp4,5 dan minus Rp3,8 triliun.

Adapun kenaikan GTV tersebut dinilai sejalan dengan hasil konsensus yang dilakukan oleh Citi Research. Sementara itu, dari sisi pendapatan usaha, perusahaan berhasil membukukan kenaikan 1% (yoy) menjadi Rp 6 triliun, di mana 3% dan 7% di bawah estimasi dan konsensus Citi Research.

Dari hasil riset tersebut, Citi Research tetap merekomendasikan beli saham GoTo dengan target harga di Rp195 per lembar saham. Target tersebut mempertimbangkan beberapa hal diantaranya GoTo adalah market leader di Indonesia yang membawahi 3 segmen bisnis.

Kemudian, GoTo terus memperluas basis penggunanya dan meningkatkan ketertarikan pengguna dengan berbagai macam strateginya. Layanan keuangan yang diusung juga semakin terintegrasi ke dalam ekosistem, khususnya Tokopedia.

Saat ini GoTo, lanjut mereka, tengah mengejar tiga prioritas antara lain memperluas pasar, meningkatkan monetisasi, menghasilkan sinergi dalam ekosistem. Namun, terdapat risiko dalam persaingan usaha di mana hal ini penting untuk menjaga fleksibilitas perusahaan.

"Selanjutnya, perusahaan menjaga pertumbuhan layanan on demand, e-commerce di kuartal ketiga ini agar terus berlanjut di kuartal selanjutnya," imbuhnya.

Pada kuartal keempat, layanan on-demand akan mendapatkan keuntungan dari perluasan wilayah jangkauan untuk GoCar Hemat dan perluasan kategori untuk GoFood Hemat. Untuk e-commerce, GoTo seharusnya mendapatkan keuntungan dari peningkatan dalam bermacam-macam produk. Kedua segmen harus mendapatkan manfaat dari adanya bulan-bulan liburan.

“Bagi fintech, hal itu berjalan baik pada momentum pertumbuhan dari on-demand dan e-commerce dengan aplikasi GoPay mendorong pengguna baru serta pertumbuhan layanan pinjaman tunai yang diluncurkan perusahaan,” tegasnya.

Adapun perbaikan kinerja tersebut diperoleh dari adanya peningkatan dari pendapatan bersih sebesar 32% menjadi Rp10,51 triliun dibanding sebelumnya yang sebesar Rp7,97 triliun. Pada pos beban administrasi dan umum juga tercatat mengalami penurunan 59% menjadi Rp4,6 triliun.

Sementara bila menilik dari sisi beban penjualan dan pemasaran mengalami penurunan menjadi 4,82% atau turun 44%. Sehingga total beban GOTO tercatat mengalami penurunan 37% menjadi Rp19,31 triliun dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp30,73 triliun.

Dari sisi EBITDA yang disesuaikan GOTO sepanjang kuartal ketiga 2023 membaik hingga minus Rp3,75 triliun atau turun 71%. Angka tersebut dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang minus Rp12,88 triliun.

Selanjutnya, GoTo juga mencatat perbaikan EBITDA yang disesuaikan tercatat sebesar menjadi minus Rp 942 miliar. Torehan tersebut menurun 74% dibandingkan dengan level sebelumnya yang minus Rp4,32 triliun. Hal tersebut didorong oleh peningkatan monetisasi dan optimalisasi insentif berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper