Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN berencana mengajukan kembali Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp4 triliun untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko menuturkan bahwa rencana pengajuan tersebut akan dilakukan pada tahun depan.
“Kami kan ada dua kredit, tahun ini dan tahun depan. Tahun ini Rp6 triliun, tahun depan kami ajukan Rp4 triliun lagi untuk perbaikan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Sebagaimana diketahui, Kementerian Keuangan bersama dengan DPR RI sepakat untuk menyuntikkan PMN kepada WIKA sebesar Rp6 triliun yang bakal cair pada awal 2024.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban menuturkan bahwa PMN Wijaya Karya akan cair bersamaan dengan dua perusahaan pelat merah lainnya, yakni PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia dan PT Hutama Karya.
Perinciannya, PT Hutama Karya akan mendapatkan PMN sebesar Rp18,6 triliun, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) mencapai Rp3,55 triliun, dan WIKA senilai Rp6 triliun.
Baca Juga
“Jadi, untuk semester I/2024 itu untuk tiga BUMN diharapkan bisa kami berikan PMN, yakni BPUI, WIKA, dan Hutama Karya,” ujar Rio dalam konferensi pers APBN Kita, pekan lalu.
Ada sejumlah alasan yang membuat WIKA mendapatkan PMN untuk tahun anggaran 2024. Pertama, WIKA sempat mencatatkan pertumbuhan aset secara signifikan selama 2014-2022, yang ditopang oleh meningkatnya liabilitas perseroan.
Kedua, ada implikasi terhadap kondisi keuangan WIKA atas keterlibatannya sebagai investor serta kontraktor dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
“Oleh karena itu diperlukan tambahan PMN untuk memperkuat struktur permodalan WIKA," ujar Rionald dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, September 2023.
Rionald menambahkan suntikan modal Rp6 triliun kepada WIKA juga diarahkan untuk meningkatkan kapasitas usaha dalam mendanai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sedang digarap perseroan, sehingga mengurangi ketergantungan pada pinjaman berbunga.
Sejumlah PSN yang digarap WIKA, di antaranya Bendungan Cipanas di Jawa Barat dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Dalam dua proyek ini, perseroan menjadi bagian dari konsorsium HSRCC (High Speed Railway Contractors Consortium).