Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti Grup Mayapada milik keluarga taipan Dato' Sri Tahir, PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO) mengalami tekanan kinerja keuangan sepanjang kuartal III/2023. Bahkan, MPRO mencatatkan nilai kerugian yang lebih besar dibanding pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa, (31/10/2023), MPRO mencatatkan rugi bersih Rp28,45 miliar pada kuartal III/2023, turun 23,55% dibanding periode sama tahun lalu yang rugi Rp23,03 miliar.
Kerugian MPRO tersebut disebabkan oleh penjualan yang anjlok 70,17% menjadi Rp4,02 miliar periode September 2023 dibanding periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp13,50 miliar.
Secara rinci, penjualan perseroan berasal dari penjualan apartemen yang berkontribusi Rp3,11 miliar, service charge Rp841,94 juta, dan ultilitas Rp73,49 juta.
Seiring menurunnya penjualan, beban pokok penjualan dan beban langsung perseroan juga terpangkas 65,21% menjadi Rp3,27 miliar dibanding periode September 2022 sebesar Rp9,40 miliar.
Alhasil, laba bruto perseroan juga turun 81,55% menjadi Rp756,76 juta pada 2023, dibanding Rp4,10 miliar pada 2022.
Baca Juga
Berdasarkan neraca, total aset MPRO menyusut tipis 0,99% menjadi Rp1,70 triliun pada kuartal III/2023 dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp1,72 triliun.
Sementara itu, liabilitas perseroan tercatat naik menjadi Rp411,01 miliar dibanding akhir tahun 2022 sebesar Rp399,65 miliar. Tercatat, perseroan memiliki utang bank dengan entitas sepengendali PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) Rp249,8 miliar pada 2022.
Sementara itu, ekuitas MPRO juga turun tipis menjadi Rp1,29 triliun pada peride September 2023, dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp1,32 triliun.
Diberitakan sebelumnya, pada pertengahan Januari 2023, MPRO telah menyerap dana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp97,56 miliar. Adapun dana tersebut dipergunakan untuk pembiayaan dua proyek apartemen.
Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp66,29 miliar telah digunakan untuk pembangunan proyek Simprug Signature. Sementara sebesar Rp23,45 miliar digunakan untuk proyek Apartemen Apsara Tower 1, dan sebesar Rp7,81 miliar untuk modal kerja operasional.