Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) membukukan penurunan laba bersih pada akhir kuartal III/2023 meskipun mencatatkan kenaikan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk VKTR turun 69,62% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp19,51 miliar hingga 30 September 2023 dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp64,26 miliar.
Pada saat yang sama, penjualan VKTR justru mencatatkan kenaikan 6,91% yoy menjadi Rp890,99 miliar, dibandingkan kuartal III/2022 sebesar Rp833,33 miliar.
Secara rinci berdasarkan segmen, penjualan VKTR ditopang oleh manufaktur yang berkontribusi sebesar Rp875,33 miliar, diikuti perdagangan atau trading sebesar Rp99,5 miliar. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi Rp83,85 miliar.
CEO VKTR, Gilarsi W. Setijono mengatakan, VKTR menghadapi tantangan jangka pendek yang berasal dari penundaan sementara dari pesanan bus serta efek dari siklus ekonomi makro yang mempengaruhi dinamika ekonomi. Meskipun demikian, menurutnya prospek jangka panjang masih menjanjikan, terlihat dari penerimaan pesanan yang tetap kuat.
"Penerimaan pesanan VKTR tetap kuat meskipun terdapat pelambatan di unit bisnis penjualan EV sebagai efek dari siklus ekonomi makro yang sedang terjadi," ujar Gilarsi dalam keterangannya dikutip Sabtu, (28/10/2023).
Baca Juga
Seiring kenaikan penjualan, beban pokok VKTR juga naik 6,75% yoy menjadi Rp734,85 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp688,38 miliar.
Alhasil, laba bruto VKTR naik 7,71% yoy menjadi Rp156,13 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp144,94 miliar.
Adapun, kas dan setara kas VKTR hingga akhir kuartal III/2023 sebesar Rp543,35 miliar atau melejit 840,93% yoy dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp57,74 miliar. Pasalnya, VKTR menerima tambahan modal melalui penawaran umum perdana (IPO) saham sebesar Rp875 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset VKTR naik menjadi Rp1,71 triliun hingga 30 September 2023, dibandingkan akhir Desember 2022 sebesar Rp1,03 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp554,84 miliar dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp758,02 miliar. Sedangkan ekuitas naik signifikan menjadi Rp1,16 triliun, dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp274,88 miliar.
Sebagai informasi, sejauh ini VKTR telah menyuplai 52 bus listrik untuk armada TransJakarta, bekerja sama dengan produsen asal China, BYD. Setelah IPO VKTR berfokus untuk menyelesaikan pabrik bus dan truk listrik di Magelang, Jawa Tengah.
"Seraya mempertahankan status kepemimpinan dalam elektrifikasi transportasi bus publik, kami juga sedang melakukan ekspansi bisnis ke truk tambang listrik," pungkasnya.