Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup BUMI Arutmin Produksi 23 Juta Ton Batu Bara, Mayoritas Dibeli PLN

Dari total produksi Arutmin sebesar 23 juta ton, sebanyak 11,5 juta ton akan didistribusikan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN.
Mesin Reclaimer melakukan distribusi batu bara di stokpile milik North Pulau Laut Coal Terminal Grup Bumo Resources (BUMI)/Bisnis-Artha Adventy.
Mesin Reclaimer melakukan distribusi batu bara di stokpile milik North Pulau Laut Coal Terminal Grup Bumo Resources (BUMI)/Bisnis-Artha Adventy.

Bisnis.com, KOTABARU - Tambang Grup PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Arutmin Indonesia membidik penjualan batu bara sebesar 23 juta ton sepanjang 2023. Mayoritas batu bara itu masih diserap oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). 

CDEA Superintendent PT Arutmin Indonesia Eko Pribadi menjelaskan dari total produksi Arutmin sebesar 23 juta ton, sebanyak 11,5 juta ton akan didistribusikan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN. 

"Penjualan domestik sebesar 12 juta ton, 11,5 juta [ton] untuk PLN. Sisanya akan diekspor seperti ke China, India, Jepang Filipina dan sebagian kecil Eropa," katanya kepada wartawan, Kamis (26/10/2023).

Dari keseluruhan penjualan Arutmin, 5 juta ton disumbang oleh penjualan melalui North Pulai Laut Coal Terminal (NPLCT). Adapun Eko mengakui adanya peningkatan permintaan pengiriman atau aktivitas pengapalan di setiap kuartal IV/2023. Namun dia tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab peningkatan permintaan tersebut. 

lebih lanjut, NPLCT sebagai pelabuhan milik Arutmin sendiri memiliki kapasitas loading batu bara sebesar 25 juta ton per hari. Selain menjadi tempat transit batu bara yang akan dikirimkan, NPLCT juga melakukan pencampuran batu bara kalori rendah dengan batu bara kualitas tinggi sehingga dapat dijual sesuai permintaan klien. 

Seperti yang diketahui, BUMI sebagai holding menetapkan panduan produksi batu bara Tambang Arutmin sekitar 23 juta-25 juta ton sepanjang 2023. Selain menetapkan panduan produksi, harga batu bara yang di targetkan yaitu sebesar US$60-US$70 per ton. 

Sementara itu untuk biaya operasional Arutmin yaitu sebesar US$45 ton hingga US$50 juta ton. Biaya operasional ini belum termasuk biaya royalti dan komisi. 

Jika merujuk laporan keuangan BUMI sepanjang semester I/2023, Arutmin menyumbang biaya perolehan sebesar US$1,72 miliar untuk lima site tambang yaitu Satui, Senakin, Asamasam, Kintap dan Batulicin. 

Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan masih sulit memprediksi total produksi batu bara milik BUMI, meski terdapat pengurangan produksi Arutmin.

"Sepanjang 2023, BUMI memiliki panduan produksi batu bara sebesar 70 juta-80 juta ton. Panduan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat sebesar 70 juta ton," katanya kepada Bisnis, Kamis (26/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper