Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada 2024 mencapai 62 perusahaan.
Rencana tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI pada Kamis (26/10/2023).
"Kalau untuk saham sendiri yang tahun lalu ditargetkan 61, 2024 nanti menjadi 62. Khusus untuk saham targetnya 62 perusahaan yang tercatat di BEI," jelas Iman, Kamis (26/10/2023).
Sementara itu, terkait Rancangan Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024 lainnya, otoritas Bursa menargetkan pendapatan naik 11,86% menjadi Rp1,45 triliun pada tahun depan.
Kenaikan pendapatan tersebut juga diharapkan dapat diikuti dengan pertumbuhan laba bersih BEI pada tahun 2024 sebesar Rp259,44 miliar.
Kemudian, total aset BEI diproyeksikan tumbuh 6,52% menjadi Rp6,56 triliun pada 2024. Sementara saldo akhir kas dan setara kas yang juga termasuk investasi jangka pendek pada 2024 ditargetkan mencapai Rp3,12 triliun.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, hingga pertengahan Oktober 2023, sebanyak 73 perusahaan telah mencatatkan saham perdananya di BEI dengan nilai penawaran umum saham perdana sebesar Rp53 triliun.
Capaian tersebut berhasil memecahkan rekor posisi BEI sebagai Bursa dengan jumlah pencatatan saham perdana terbanyak di ASEAN sejak 2018.
Perusahaan teranyar yang mencatatkan saham perdananya di BEI adalah PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) dan PT Logisticsplus International Tbk. (LOPI) yang masing-masing memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp331,91 miliar dan Rp83,60 miliar.
Di sisi lain, PT BNI Sekuritas menyampaikan akan membawa satu perusahaan untuk melakukan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2024.
Nilai emisi dari perusahaan tersebut diperkirakan mencapai US$500 juta atau setara Rp7,93 triliun (kurs Jisdor Rp15.871 per dolar AS).
Presiden Direktur BNI Sekuritas Agung Prabowo mengatakan di tahun ini, IPO terbesar telah selesai dilakukan oleh pihaknya, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).
"Di akhir tahun kelihatannya tidak ada [IPO besar]. Mudahan tahun depan ada yang besar lagi," kata Agung ditemui di Investor Daily Summit 2023, di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Dia melanjutkan, dari sisi BNI Sekuritas, pihaknya akan membawa calon perusahaan di sektor industri ekstraksi untuk melakukan IPO. Hanya saja, Agung tidak merinci lebih lanjut mengenai indutsri ekstraksi tersebut.
"Kami ada satu dari sisi industri ekstraksi yang cukup besar, mungkin sekitar US$500 juta," ujarnya.