Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Turun, Obligasi AS Kembali Melonjak

Wall Street berakhir turun tajam karena kinerja induk Google, Alphabet, mengecewakan dan imbal hasil obligasi AS naik.
Wall Street berakhir turun tajam karena kinerja induk Google, Alphabet, mengecewakan dan imbal hasil obligasi AS naik. /Bloomberg
Wall Street berakhir turun tajam karena kinerja induk Google, Alphabet, mengecewakan dan imbal hasil obligasi AS naik. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street yang menaungi saham-saham AS jatuh dalam aksi jual besar-besaran pada hari Rabu (25/10/2023) karena saham Alphabet merosot setelah induk perusahaan Google ini membukukan pendapatan yang mengecewakan dan karena imbal hasil obligasi AS meningkat.

Lonjakan obligasi memunculkan kembali kekhawatiran bahwa suku bunga Federal Reserve (The Fed) dapat bertahan lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Dow Jones turun 105,45 poin atau 0,32% menjadi 33.035,93, S&P 500 turun 60,91 poin atau 1,43% menjadi 4.186,77, dan Nasdaq Composite turun 318,65 poin atau 2,43% menjadi 12.821,22.

Di antara 11 sektor utama di S&P 500, layanan komunikasi mengalami persentase kerugian terbesar, sementara kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS) dan utilitas (.SPLRCU) berakhir sedikit lebih hijau.

Mengutip Reuters, Indeks acuan S&P 500 mencatat penurunan harian kelima dalam enam hari terakhir dan ditutup di bawah level 4.200 yang diawasi ketat. Nasdaq Composite merosot ke penurunan persentase satu sesi terbesar sejak 21 Februari, dengan saham-saham megapitalisasi yang sensitif terhadap suku bunga membebani indeks yang sarat dengan teknologi ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup sedikit lebih rendah. Indeks Philadelphia SE Semiconductor (.SOX) anjlok 4,1%, penurunan satu hari terbesar sejak 22 Desember 2022.

Sektor Layanan Komunikasi (.SPLRCL) membukukan persentase penurunan terbesar sejak 3 Februari.

Saham Alphabet Inc (GOOGL.O) anjlok setelah perusahaan melaporkan pendapatan layanan cloud yang mengecewakan, menghidupkan kembali kekhawatiran akan perlambatan ekonomi.

Imbal hasil Treasury atau obligasi AS melanjutkan kenaikannya, mendekati level 5%, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi akan terus berlanjut.

"Pendapatan telah beragam, dan itu menyebabkan beberapa sakit kepala tetapi masalah sebenarnya tetap imbal hasil (Treasury), yang tidak menunjukkan tanda-tanda melemah," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha.

Imbal hasil dari surat utang negara bertenor 10 tahun naik setelah data penjualan rumah baru yang kuat dan suku bunga hipotek yang mencapai level tertinggi dalam 23 tahun terakhir memicu kekhawatiran akan kenaikan suku bunga yang berkepanjangan.

"Perekonomian di AS terus menunjukkan pijakan yang kuat," tambah Detrick. "Hal ini kemungkinan adalah salah satu alasan utama mengapa imbal hasil menjadi sekuat ini.

"Pasar obligasi mengendus adanya potensi ekonomi yang lebih baik di masa depan," kata Detrick.

Ini adalah minggu yang penting untuk laporan keuangan, dengan hampir sepertiga dari perusahaan-perusahaan di S&P 500 diperkirakan akan membukukan hasil kuartal ketiga.

Sejauh ini, 146 dari S&P 500 telah melaporkan. Dari jumlah tersebut, 80% telah menghasilkan pendapatan di atas ekspektasi.

Para analis sekarang melihat pertumbuhan pendapatan S&P 500 dari tahun ke tahun sebesar 2,6% untuk periode Juli-September, naik dari 1,6% pada awal bulan.

Microsoft (MSFT.O) naik 3,1% menyusul laporan kuartalan yang lebih baik dari yang diharapkan, yang dikeluarkan setelah pasar ditutup pada hari Selasa.

Indeks Dow Jones Transport Average (.DJT) yang sensitif secara ekonomi menyentuh level terendah dalam lebih dari empat bulan setelah perusahaan angkutan truk Old Dominion Freight Line (ODFL.O) membukukan pendapatan. Saham perusahaan angkutan truk ini turun 3,9%.

Kontraktor pertahanan General Dynamics (GD.N) naik 4,0% setelah melaporkan lonjakan pendapatan kuartal ketiga.

Setelah bel penutupan, IBM (IBM.N) dan Meta Platforms (META.O) membukukan pendapatan yang lebih kuat dari yang diharapkan, dan saham mereka naik dalam perdagangan yang diperpanjang.

Isu-isu yang menurun melebihi yang naik di NYSE dengan rasio 3,61 banding 1; di Nasdaq, rasio 2,63 banding 1 lebih menguntungkan para penurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper