Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menimbang Prospek Pasar Obligasi RI di Tengah Lonjakan Yield Obligasi AS

Pasar obligasi Indonesia diprediksi tertekan seiring dengan melonjaknya imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS.
Pasar obligasi Indonesia diprediksi tertekan seiring dengan melonjaknya imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS.
Pasar obligasi Indonesia diprediksi tertekan seiring dengan melonjaknya imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS.

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi Indonesia diprediksi tertekan seiring dengan melonjaknya imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) 10 tahun. 

Sebagaimana diketahui, tingkat imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun sempat menembus level 5,02% pada Senin (23/10/2023) malam. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2007 silam. 

Head of Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, kondisi ini memicu investor asing untuk melakukan aksi jual di pasar obligasi RI. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pun, aksi jual investor di pasar obligasi RI mencapai Rp3,45 triliun pada periode 16-19 Oktober 2023. 

Menurut Ramdhan, tertekannya pasar obligasi RI juga diperparah dengan sikap agresif Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuannya sekali lagi pada 2023. 

"Kenaikan suku bunga The Fed ini juga mengakibatkan tekanan di pasar obligasi kita karena likuiditas menurun dan investor akan hati-hati untuk ke dalam market," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (24/10/2023). 

Berkaca pada kondisi tersebut, Ramdhan menilai keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mengerek suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke level 6% memang menjadi keputusan yang tepat untuk kembali menarik minat investor ke pasar obligasi RI. 

Sebab, langkah BI untuk menaikkan suku bunga acuan ke 6% dinilai dapat menjadi salah satu sentimen positif untuk menggenjot aksi borong di pasar obligasi Tanah Air. 

Selain itu, faktor lain yang dapat menarik investor lokal maupun asing untuk berinvestasi di Indonesia ialah terjaganya stabilitas makro ekonomi domestik. Menurutnya, hal ini dapat mendorong pasar untuk kembali likuid dan menandakan telah meningkatnya jumlah surat utang yang beredar di masyarakat.  

“Likuiditas yang tinggi ini memang perlu kebijakan, kemarin perbankan masuk ke pasar surat berharga dan terbuka kerannya. Bahkan BI sekalipun masuk ke secondary market yang akhirnya membuat likuiditas bertambah dan menekan yield obligasi RI,” sambung Ramdhan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper