Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melesat 9 Sesi Beruntun, Saham BREN Akhirnya Jatuh Juga, Waktunya Lepas?

Analis merekomendasikan untuk menahan saham PT Barito Renewables Energy (BREN) dan tidak menjualnya. Adapun target resistan harga BREN berada di level Rp4.500.
Artha Adventy,Ibad Durrohman
Artha Adventy & Ibad Durrohman - Bisnis.com
Senin, 23 Oktober 2023 | 11:42
Jajaran Direksi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) bersama Direksi Bursa Efek Indonesia dalam ceremony pencatatan perdana saham, Senin (9/10/2023). Saham BREN dibuka ARA di hari perdana perdagangannya. (Bisnis/Artha Adventy)
Jajaran Direksi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) bersama Direksi Bursa Efek Indonesia dalam ceremony pencatatan perdana saham, Senin (9/10/2023). Saham BREN dibuka ARA di hari perdana perdagangannya. (Bisnis/Artha Adventy)

Bisnis.com, JAKARTA — Laju Saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) akhirnya harus terhenti di dua sesi perdagangan terakhir usai 9 sesi berturut-turun selalu nyaman di zona hijau.

Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (23/10/2023) hingga pukul 10.55, saham BREN terpantau melemah 5,71% atau 230 poin ke level harga Rp3.800 per saham, setelah bergerak pada rentang Rp3.560-4.040. Pada perdagangan sebelumnya, Jumat (20/10) saham BREN juga parkir di zona merah setelah melemah tipis 0,49 persen ke posisi Rp4.030 per saham.

Padahal, saham milik taipan Prajogo Pangestu tersebut sempat melesat 9 hari beruntun pada periode 9 hingga 19 Oktober 2023, juga sempat mencicipi auto rejection atas (ARA) 5 sesi perdagangan berturut-turut.

Sejak listing perdana pada 9 Oktober lalu, saham BREN telah melesat 387,18% dari titik harga IPO Rp780 per saham. Kapitalisasi pasar BREN juga telah naik berlipat-lipat menjadi Rp508,39 triliun.

Market cap emiten geothermal inipun kokoh berada diurutan ke-4 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa. Menyalip saham BBNI, TPIA, ASII, TLKM, AMMN hingga BMRI.

Daftar Top 10 Emiten Kapitalisasi Pasar Terbesar (Rp triliun)*

BBCA (1.095)
BBRI (758)
BYAN (658)
BREN (539)
BMRI (531)
AMMN (476)
TLKM (367)
ASII (231)
TPIA (225)
BBNI (184)

*per 20 Oktober 2023

Namun demikian, tak ada pesta yang tak usai, pada perdagangan awal pekan ini, saham BREN pada akhirnya merasakan parkir di zona marah, berbarengan dengan anjloknya IHSG sebesar 1,36 persen ke level 6.756,166.

Sebelumnya, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, saham BREN yang terus mengalami peningkatan dikarenakan sentimennya yang positif, yaitu emiten Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Emiten EBT seperti PGEO, BREN, dan lain-lain lagi naik karena prospek industri, terutama di jangka panjang cukup baik, karena EBT semakin penting.” kata Arjun kepada Bisnis belum lama ini.

Senada, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, kenaikan BREN sebenarnya hasil dari euforia emiten yang baru IPO dan berkomitmen untuk menerapkan good corporate governance (GCG) di bidang EBT.

“Sebenarnya euforianya berlangsung hingga ada hari di mana BREN sudah mengalami aksi penjualan. Sehingga tercermin dari penutupan harga saham yang mengalami koreksi. Investor sudah mulai melakukan aksi profit taking.” jelas Nafan.

Oleh karena itu, Nafan merekomendasikan hold saham BREN, yakni menahan saham dan tidak menjualnya BREN. Adapun target resistan harga BREN berada di level Rp4.500.

Nafan menambahkan, dari sisi fundamental, investor akan menantikan laporan kinerja keuangan BREN di kuartal III/2023 untuk melihat sejauh mana emiten itu mampu meningkatkan kinerja dari sisi bottomline, serta persentase pertumbuhannya.

“Jika terkait renewable energy, pasti sifatnya jangka panjang. Kalaupun ada kendala, paling tidak hanya penerapan teknologinya atau sumber daya manusia (SDM), tapi bisa diantisipasi.” kata Nafan.

Dia berpendapat, pemerintah pun sudah berkomitmen untuk menerapkan atau mengimplementasikan bagian dari Paris agreement, dalam rangka mengurangi efek gas rumah kaca. Nantinya, hanya perlu dilihat implementasinya sejauh mana.

______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper