Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memanfaatkan Halloween Strategy Raup Cuan Ala Sucor Sekuritas

Investor bisa memanfaatkan Halloween Strategy untuk meraup cuan selagi tingkat suku bunga The Fed pada semester kedua 2023 dipertahankan tinggi.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Investor bisa memanfaatkan Halloween Strategy untuk meraup cuan selagi tingkat suku bunga The Fed pada semester kedua 2023 dipertahankan tinggi.

CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menjelaskan bahwa Halloween strategy adalah strategi waktu pemasaran berdasarkan hipotesis bahwa saham berkinerja lebih baik antara 31 Oktober, dan mungkin aktivitas di pasar modal terjadi antara awal Mei hingga akhir Oktober.

“Kita bisa membeli saham di bulan November, menahan selama musim dingin, kemudian menjual bulan April,” kata Bernadus berdasarkan keterangan resmi.

Pada Halloween Strategy tahun lalu, Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail memprediksi adanya pemotongan tingkat suku bunga pada semester kedua tahun 2023. Di mana tingkat suku bunga Amerika seharusnya berada di level 2,5 persen, tetapi hingga kini tetap berada di level 5,75 persen.

Adapun, alasan tingkat suku bunga tetap dipertahankan karena tingkat inflasi di Amerika masih terbilang rendah, yakni di level 2 persen. Ahmad memprediksi pertumbuhan ekonomi Amerika di kuartal III/2023 dan IV/2023 akan melambat.

Dalam enam bulan ke depan, ekonomi Amerika diperkirakan akan mengalami kontraksi karena tingkat suku bunga yang tinggi, serta data-data penting yang mengalami penurunan. Tidak hanya itu, upah minimum yang naik lebih kecil dibandingkan inflasi pun mengindikasikan pemotongan tingkat suku bunga di masa depan.

Oleh karena itu, Ekonom Sucor Sekuritas memprediksi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) tidak akan memotong tingkat suku bunga pada bulan November. Sedangkan Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan memangkas tingkat suku bunga.

Jika harga minyak masih bertahan di US$86—US$89 per barel pada kuartal I, maka inflasi Amerika berdasarkan indeks komoditas energi bisa mencapai -1 persen hingga 0,1 persen secara tahunan. Dengan begitu, tingkat suku bunga The Fed di kuartal I diperkirakan akan dipangkas. Pemangkasan tersebut akan memperkuat rupiah dari Rp15.600 menjadi Rp15.000.

“Kalau kita lihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kita bisa lompat dari level area 7.000 ke 7.300. Kalau itu yang terjadi, maka akan ada Desember dan January effect.” pungkas Ahmad berdasarkan keterangan resmi. (Daffa Naufal Ramadhan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper