Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Memanas usai Serangan di RS Al-Ahli Gaza, Pasar Nantikan Kunjungan Biden

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2023 menguat 2,18% atau 1,89 poin menjadi US$88,55 per barel pada pukul 13.27 WIB.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.comJAKARTA - Harga minyak kembali meningkat karena serangan yang terjadi di rumah sakit di Gaza, sehingga meningkatkan ketegangan di Timur Tengah sebelum datangnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Israel. 

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (18/10/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2023 menguat 2,18% atau 1,89 poin menjadi US$88,55 per barel pada pukul 13.27 WIB. Kemudian, harga minyak Brent kontrak Desember 2023 juga menguat 1,92% atau 1,73 poin ke US$91,63 per barel.

WTI telah naik diatas US$88 per barel, setelah berayun lebih dari US$2 pada Selasa (17/10). Menyusul serangan tersebut, diketahui para pemimpin Mesir, dan Otoritas Palestina membatalkan pertemuan puncak dengan Biden. Hal ini mempersulit upaya Paman Sam mencegah konflik Israel-Hamas menjadi meluas. 

Terkait peperangan yang terjadi antara Israel dan Hamas, para pedagang waspada jika Israel melancarkan serangan ke Gaza, yang berpotensi dapat memicu konflik lebih luas yang mungkin melibatkan Iran, yakni pemasok utama minyak mentah, dan negara-negara lainnya. Teheran juga mendukung Hamas.

"Jelas, perluasan konflik akan membawa risiko pasokan yang lebih besar ke pasar yang sudah sangat ketat," jelas kepala strategi komoditas untuk ING Groep NV di Singapura, Warren Patterson. Menurutnya, risiko pasokan paling langsung kemungkinan tetap berkaitan dengan minyak Iran. Teheran juga telah mempertingatkan kemungkinan eskalasi konflik. Sementarai itu, Israel juga berjanji untuk melawan Hamas, mengerahkan ribuan tentara di sepanjang perbatasan Gaza menjelang serangan yang diperkirakan akan memasuki wilayah tersebut.

Di lain sisi, minyak mentah juga mendapat dukungan pada Rabu (18/10) dari data yang menunjukan pertumbuhan ekonomi negara pengimpor minyak terbesar, China, lebih baik dibandingkan perkiraan.  

Produk Domestik Bruto (PDB) China meningkat sebesar 4,9% pada kuartal III/2023, memberikan bukti bahwa upaya pemerintah untuk mendukung perekonomian membuahkan hasil. Permintaan minyak tampaknya juga melonjak sebesar 17% pada September 2023. 

Kemudian, stok minyak di AS akan menjadi perhatian. American Petroleum Institute mengatakan bahwa persediaan di pusat Cushing, Oklahoma, berkurang sekitar 1 juta barel. Jika hal ini dikonfirmasi oleh data resmi yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat (18/10), maka akan menandakan persediaan berkurang menjadi ke level terendah sejak 2014. 

Selisih waktu (Timespreads) juga terus menunjukkan kekuatan dengan selisih harga antara dua kontrak terdekat Brent yang menjadi acuan global sebesar US$1,46 per barel berada dalam kondisi backwardation. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan US$1,14 per barel pada bulan lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper