Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaksanakan lelang 7 seri Surat Utang Negara (SUN) dengan total penawaran yang masuk Rp16,98 triliun pada Selasa (17/10/2023).
Penawaran itu lebih rendah dari target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp19 triliun hingga Rp28,5 triliun. Tak hanya itu, penawaran yang masuk pada lelang hari ini turun signifikan dibanding lelang pada dua pekan sebelumnya, Selasa 3 Oktober 2023 yang sebesar Rp22,42 triliun.
Ada dua jenis SUN yang dilelang yaitu Surat Perbendaharaan Negara (SPN) sebanyak dua seri dan Obligasi Negara (ON) sebanyak lima seri.
Secara terperinci, seri SPN yang dilelang yakni SPN03240117 (new issuance) yang jatuh tempo 17 Januari 2024 dan SPN12241017 (new issuance) yang jatuh tempo pada 17 Oktober 2024. Sedangkan lima seri obligasi negara yang ditawarkan yakni FR0095, FR0100, FR0098, FR0097, dan FR0089.
Tingkat kupon obligasi negara yang ditawarkan pun bervariatif, mulai dari 6,37 persen hingga 7,12 persen. Sedangkan periode jatuh tempo mulai dari tahun 2028 hingga 2051.
Berdasarkan data dari laman DJPPR Kemenkeu, SUN seri FR0100 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2034 memiliki jumlah peminat terbanyak pada lelang hari ini dengan penawaran sebesar Rp6,76 triliun.
Baca Juga
Selanjutnya SUN seri FR0095 yang jatuh tempo 15 Agustus 2028 mendapatkan penawaran masuk tertinggi kedua sebesar Rp3,27 triliun. Hal itu menandakan tingginya minat investor terhadap SUN jangka menengah.
Selanjutnya, SUN seri FR0098 ditawar investor sebesar Rp3,13 triliun, diikuti FR0097 yang sebesar Rp2,16 triliun dan FR0089 sebanyak Rp1,17 triliun.
Sementara itu, Surat Perbendaharaan Negara (SPN) seri SPN12241017 dan SPN03240117 masing-masing mendapatkan penawaran dari investor Rp340 miliar dan Rp135 miliar.
Secara kumulatif, total nominal yang dimenangkan dari ketujuh seri SUN yang ditawarkan tersebut sebesar Rp10,20 triliun, dan dananya akan digunakan untuk membiayai sebagian dari APBN 2023. Tanggal setelmen lelang SUN akan jatuh pada Kamis, (19/10/2023).
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, pasar obligasi RI tertekan karena tingkat suku bunga The Fed yang berpotensi akan naik 25 bps ke level 5,75% hingga akhir tahun membuat gamang para pelaku pasar. Hal itu juga sejalan dengan turunnya minat investor pada lelang SUN hari ini.
"Sehingga menimbulkan keraguan investor untuk masuk ke pasar obligasi. Hal itu juga membuat yield obligasi Indonesia dan Amerika Serikat (AS) meningkat," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Selasa, (17/10/2023).
Mengacu data Investing, yield SBN 10 tahun RI naik 0,68% ke level 6,90% pada Selasa, (17/10/2023). Pada saat bersamaan, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga naik 1,22% ke level 4,75%. Meningkatnya yield obligasi menandakan minimnya permintaan akibat tingginya aksi jual surat utang oleh investor.