Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) masih optimis terhadap kinerja perseroan meskipun penjualan otomotif baik mobil maupun sepeda motor secara nasional turun pada September 2023.
Menilik penjualan mobil nasional, data Gaikindo mencatat penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) pada September 2023 mencapai 79.883 unit atau turun 10,1% (month-to-month/mtm) dibandingkan Agustus 2023 yang mencapai 88.878 unit.
Jika dibandingkan dengan September 2022 yang sebanyak 99.986 unit, maka penjualan mobil secara wholesales mengalami penurunan 20,1% secara year-on-year (yoy). Secara kumulatif, sepanjang Januari-September 2023 angka penjualan mobil nasional tembus 755.173 unit.
Sementara itu untuk penjualan sepeda motor, data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan motor turun 4,57% mtm dari 534.379 unit pada Agustus menjadi 509.946 unit pada September 2023. Dibandingkan dengan September 2022 yang sebanyak 514,460 unit, penjualan motor juga turun tipis 0,87% yoy.
Kendati demikian, Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso mengatakan, proyeksi penjualan otomotif dari Gaikindo dan AISI masih tetap stabil hingga akhir tahun, sehingga juga akan mendorong kinerja perseroan.
"DRMA optimistis bisa mencapai target tersebut jika dikombinasikan dengan data ekspor, terlebih lagi jika ada model baru dan kebijakan untuk lokalisasi," ujar Irianto kepada Bisnis, Selasa, (17/10/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut dia mengatakan, tahun ini DRMA mengalami pertumbuhan yang usaha solid baik secara organik maupun anorganik. Manuver DRMA pada tahun ini yaitu mengakuisisi PT Trimitra Chitrahasta dan memulai pasokan komponen member suspensi untuk Toyota yang telah dimulai pada akhir semester I/2023.
"Untuk paruh kedua tahun 2023, DRMA optimis dengan kinerjanya dan menargetkan mencapai pertumbuhan sebesar 25% yoy baik dari segi top line maupun bottom line," kata dia.
Ditinjau secara kinerja, pada semester I/2023 DRMA mencetak laba bersih konsolidasian sebesar Rp345,85 miliar. Laba tersebut melonjak 140,81 persen secara yoy dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp143,62 miliar.
Kenaikan laba bersih perseroan didorong penjualan neto yang juga melonjak 72,33 persen yoy menjadi Rp2,74 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,59 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan perseroan ditopang dari segmen roda dua sebesar Rp1,48 triliun, diikuti segmen roda empat Rp832,01 miliar, dan segmen lain-lain Rp426,55 miliar.
Menariknya, pada semester I/2022 DRMA mencatat penjualan ekspor sebesar Rp64,16 juta, namun pada 2023 nihil. Irianto mengatakan, DRMA tidak secara langsung melakukan ekspor, karena komponen diproduksi disuplai ke ATPM dan OEM yang kemudian digunakan dalam proses perakitan mobil, selanjutnya baru diekspor ke berbagai negara.
"Meskipun DRMA tidak melakukan ekspor langsung, kami tetap berhati-hati dan selalu memantau kondisi global yang mungkin mempengaruhi permintaan, serta siap untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi industri ini," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, kondisi geopolitik global tengah dilanda ketidakpastian seperti perang Israel-Hamas yang masih berkecamuk, dan juga terkait proyeksi suku bunga tinggi oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.
Menilik kinerja sahamnya, sepanjang 2023 saham DRMA telah menguat 159,13% dari posisi 2 Januari 2023 di level Rp575 ke level Rp1.490 per saham pada penutupan Selasa, (17/10/2023).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan investor untuk buy on weakness saham DRMA dengan level support Rp1.305 per saham.
"Rekomendasi buy on weakness untuk saham DRMA dengan support Rp1.305 dan level resisten Rp1.555. Target price Rp1.600-Rp1.700," ujar Herditya kepada Bisnis, Selasa (17/10/2023).
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.