Saham GOTO Volatil, Mansek Proyeksi Saham GOTO Bisa Capai Rp130/saham

Harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami tekanan jual yang cukup tinggi dalam sepekan terakhir dan pada perdagangan Senin pagi ini.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnisom, JAKARTA - Harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami tekanan jual yang cukup tinggi dalam sepekan terakhir dan pada perdagangan Senin pagi ini (16/10) levelnya berada di posisi Rp 62/saham di tengah kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO ditransaksikan sebesar Rp 785,85 miliar dengan volume perdagangan 13,05 miliar saham. Penurunan ini seirama dengan penurunan IHSG sebesar 0,28% di 6.907.

Kendati turun 7,46% pada sesi I hari ini, dalam 6 bulan terakhir, investor asing masih membukukan beli bersih di pasar reguler (net foreign buy) sebesar Rp 1,54 triliun.

Dalam riset terbarunya, di tengah penurunan ini, dua analis PT Mandiri Sekuritas (Mansek), Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, masih memberikan rekomendasi buy (beli) untuk saham GOTO dengan target harga Rp 130/saham, atau 110% potensi penguatannya.

Keduanya menilai, aksi jual atas saham induk Gojek, Tokopedia, GoTo Financial (GTF) dan GoTo Logistics ini lebih karena alasan non fundamental, bukan fundamental.

"Kami memperkirakan kinerja Q3-23 GOTO dapat mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Kami berpendapat aksi jual harga saham GOTO baru-baru ini tidak sepenuhnya didorong oleh kekhawatiran mendasar," tulis keduanya, dalam riset publikasi per 16 Oktober ini.

Salah satu isu penting yang disoroti Adrian dan Jennifer adalah potensi kembalinya TikTok Shop yang dinilai menjadi 'ancaman'. Tapi bagi keduanya, masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa kembalinya TikTok Shop dapat menimbulkan risiko persaingan yang lebih ketat dibandingkan sebelum penutupannya.

Pasalnya, sejak dikeluarkannya peraturan e-commerce baru pada 27 September, yang seharusnya menguntungkan Tokopedia dan Shopee, harga saham GOTO memang sudah terkoreksi sebesar 22,1% ke level terendah baru di Rp 67/saham.

Di sisi lain, saham Sea Ltd (induk Shopee) naik 8,3% menjadi US$ 45,6 dalam waktu yang sama. Hal ini menjadikan GOTO sebagai saham teknologi dengan kinerja terendah di Asia Tenggara secara year to date (YTD) atau turun 26,4% versus saham Sea Ltd. minus 12,4% dan Grab naik 6,2%.

"Apa yang bisa menyebabkan aksi jual? Kami berpendapat, aksi jual ini tidak seluruhnya dipicu oleh kekhawatiran mendasar, karena koreksi ini terjadi setelah dikeluarkannya regulasi yang dianggap positif bagi Tokopedia dan setelah penutupan resmi TikTok Shop pada 4 Oktober.”

Mansek menilai, mskipun TikTok Shop pada akhirnya akan kembali hadir mengingat pentingnya e-commerce sebagai saluran monetisasi, menurut Mansek masih terlalu dini berasumsi bahwa lanskap persaingan akan lebih ketat dari sebelum.

Hal ini karena, beberapa pertimbangan, pertama, pemisahan media sosial dan e-commerce di mana aplikasi perdagangan dapat memengaruhi lalu lintas e-commerce dan tingkat konversinya. Kedua, strategi penetapan harga dan promosi yang agresif terhadap keuntungan awal merupakan risiko bagi GOTO namun strategi tersebut juga dapat menjadi bumerang mengingat “sensitivitasnya” mengingat peraturan yang baru diterapkan.

Mansek juga mengutip data kustodian terbaru (daftar pemegang saham di bawah 5%), di mana menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada kepemilikan dua pemegang saham terbesar GOTO, dengan Taobao dan Softbank (SVF) masih memegang 8,72% dan 7,62% saham di GOTO per 12 Oktober.

Sementara itu, salah satu pendiri Tokopedia dan anggota Dewan Komisaris GOTO William Tanuwijaya, pada Jumat pekan lalu (13/10), menjual sebagian kecil 332 juta saham (1,6% dari total kepemilikannya) dengan harga Rp79/saham.

Mengingat luasnya basis investor GOTO, yang mencakup 78% saham yang beredar bebas, Mansek berpendapat aksi jual baru-baru ini juga dapat disebabkan oleh alasan lain di luar fundamental saham.

Keduanya memperkirakan nilai transaksi bruto atau GTV GOTO pada Q3-23 akan naik hingga pertengahan kuartalan, mengingat agresivitas TikTok Shop dan Shope. Akan tetapi, pertumbuhan secara berurutan yang lebih kuat berpotensi terjadi pada kuartal 4-2023 di tengah penutupan sementara TikTok Shop.

Menurut Momentum Works, Tokopedia, Shopee, dan TikTok Shop memiliki pangsa pasar sebesar 35%, 36%, dan 5% pada 2022. “Sedangkan untuk EBITDA yang disesuaikan, kami terus memperkirakan peningkatan lebih lanjut pada Q3-23 di tengah upaya disiplin biaya.”

Saat ini, GOTO diperdagangkan pada EV/Sales 2024 sebesar 1,6 kali atau 2,3 kali berdasarkan pendapatan bersih. Angka ini 35,3% di atas Sea Ltd. (1,7 kali) dan 32,4% di bawah Grab (3,4 kali). Pada 1 Januari 2023 dan 26 September 2023, sebelum aksi jual, level EV/Sales GOTO rata-rata sebesar 4,9 kali atau 105,0% di atas Sea (2,4 kali) dan 27,0% di atas Grab (3,9 kali).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper