Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) ditutup melemah menyentuh all time low pada level Rp67 per saham pada penutupan perdagangan Jumat (13/10/2023). Meski demikian, konsensus analis di Bloomberg masih didominasi oleh rekomendasi beli untuk saham GOTO.
Sebagaimana diketahui, saham GOTO ditutup melemah 8,22% ke level Rp67 pada perdagangan Jumat (13/10/2023). Saham GOTO diperdagangkan pada level Rp66-Rp75 per saham pada Jumat kemarin.
Level Rp66 merupakan level terendah saham GOTO sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 11 April 2022. Dengan penurunan ini, saham GOTO tercatat telah turun 23,86% selama sebulan, dan telah melemah 26,37% sejak awal tahun hingga hari ini atau secara year to date (YTD).
Turunnya saham GOTO ini turut menggerus kapitalisasi pasar GOTO. Saat ini, kapitalisasi pasar GOTO tercatat berada pada posisi Rp80,49 triliun.
Berdasarkan data dari Bloomberg Terminal, dari 35 analis, sebanyak 25 analis atau 71,4% analis merekomendasikan buy untuk saham GOTO. Beberapa analis yang merekomendasikan buy tersebut datang dari Indo Premier Sekuritas dengan target price Rp125 per saham, BRI Danareksa Sekuritas dengan TP Rp150 per saham, Mandiri Sekuritas dengan TP Rp130 per saham, dan BNI Sekuritas dengan TP Rp130 per saham.
Kemudian, sebanyak 7 analis merekomendasikan hold. Rekomendasi hold ini datang dari Morgan Stanley dengan TP Rp121 per saham, dan Bernstein dengan TP Rp115.
Baca Juga
Selanjutnya yakni rekomendasi sell datang dari tiga analis. Macquarie memberikan rekomendasi sell dengan target harga Rp84 per saham, dan Morningstar dengan TP Rp75 per saham.
Sebelumnya Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam riset terbarunya di akhir September mengatakan harga saham GOTO turun ke level Rp90 karena kekhawatiran akan persaingan yang meningkat dari Shopee dan Lazada.
"Namun demikian, perusahaan menunjukkan indikasi GTV dapat kembali tumbuh pada kuartal III/2023, dengan momentum untuk kuartal IV/2023," ujar Niko.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.