Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Crude Palm Oil (CPO) Indonesia resmi diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Jumat (12/9/2023). Apa dampaknya pada saham-saham CPO?
Terdapat sejumlah saham kelapa sawit atau CPO, di antaranya seperti PT Astra Argo Lestari Tbk. (AALI), PT PP London Sumatera Tbk. (LSIP), PT Sinar Mas Agro and Technologies Tbk. (SMAR), dan PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR).
Pada penutupan perdagangan kemarin, Jumat (13/10/2023), AALI berada dalam posisi stagnan di harga Rp7.250. Sedangkan LSIP naik 0,51 persen atau 5 poin ke harga Rp980.
Sementara itu, SMAR melemah 0,32 persen atau 10 poin ke harga Rp4310 dan JARR ikut turun 2,20 persen atau 4 poin ke harga Rp178.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, penerapan bursa CPO bertujuan untuk memberikan dampak pada saham-saham di sektor plantation, termasuk CPO, agar tingkat likuiditasnya meningkat.
“Jadi, dengan adanya peningkatan likuiditas, diharapkan dalam jangka panjang kinerja market cap-nya akan semakin meningkat. Tapi ini tergantung pada bagaimana emiten bisa terus-menerus menerapkan Good Corporate Governance (GCG) yang baik, sehingga mampu meningkatkan kinerja secara berkesinambungan.” jelas Nafan kepada Bisnis, Jumat (13/10/2023).
Baca Juga
Adapun, Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan merekomendasikan dua saham. Di antaranya adalah PT Astra Argo Lestari Tbk. (AALI) dengan target harga Rp8.250 dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dengan target harga Rp1.180.
Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, setelah adanya Bursa CPO, seperti komoditas lain, harga CPO akan naik atau turun bedasarkan sentimen dan outlook pada saat itu, yang bergantung terhadap sentimen terkait permintaan dan pasokan komoditas tersebut.
“Kalau kita lihat juga, komoditas seperti CPO tertekan karena outlook tidak pasti, seperti dari China, kenaikan yield, dan suku bunga. Selain itu, pasokan CPO berlimpah.” kata Arjun kepada Bisnis, Jumat (13/10/2023).
Oleh karena itu, Arjun justru menyarankan para pelaku pasar untuk menghindari emiten CPO untuk sementara waktu, dikarenakan outlook yang masih kurang menentu menjelang akhir tahun, serta tren yang juga kurang kondusif.
“Jadi, lebih baik menghindari emiten CPO untuk sementara. Kehadiran bursa CPO tidak akan pengaruh kalau outlook emiten tersebut tidak kondusif.” tutup Arjun. (Daffa Naufal Ramadhan)
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.