Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah rencana divestasi Tol Trans Jawa, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) melaporkan ada sebanyak 1,11 juta kendaraan per hari yang melintasi jalan tol dengan panjang mencapai 676 kilometer tersebut.
Jasa Marga mencatat, hingga kuartal III/2023, lalu lintas harian rata-rata (LHR) Tol Trans Jawa mencapai 1,11 juta kendaraan per hari. Jumlah ini meningkat 3,12% dibandingkan LHR pada periode yang sama pada 2019 atau saat tol ini resmi beroperasi.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menuturkan bahwa JSMR melalui PT Jasamarga Transjawa Tol mengelola 62% dari keseluruhan panjang Tol Trans Jawa.
“Selama empat tahun beroperasi, kami mencatat peningkatan LHR yang signifikan seiring dengan terintegrasinya setiap ruas yang ada di koridor Jalan Tol Trans Jawa,” ujar Lisye dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (13/10/2023).
Dia mengeklaim Tol Trans Jawa memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial Indonesia, melalui efek berganda di berbagai sektor, diantaranya efisiensi biaya logistik, percepatan konektivitas antardaerah, hingga pengembangan wilayah sekitar jalan tol.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) Rudi Kurniadi menjelaskan bahwa setelah dilakukan spin off pada 13 ruas jalan Tol Trans Jawa dari induk, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas layanan operasional.
Baca Juga
Upaya itu pun dinilai berbuah manis. Sepanjang semester I/2023, pendapatan tol JTT mencapai Rp1,76 triliun atau 28,77% dari total pendapatan tol konsolidasi Jasa Marga Group.
“Pendapatan ini juga setara dengan 28,77% dari total pendapatan tol konsolidasi Jasa Marga Group yang menjadikan kami sebagai anak perusahaan penyumbang pendapatan tertinggi di seluruh ruas jalan tol Jasa Marga,” pungkasnya.
Rudi menambahkan prospek Jalan Tol Trans Jawa, dalam jangka panjang, masih sangat baik khususnya potensi traffic yang diproyeksikan akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Di Jawa Barat, misalnya, ekspansi kawasan industri dan perumahan di sekitar Bekasi, Cikarang, dan Karawang hingga pengembangan Pelabuhan Internasional Patimban dinilai berpeluang meningkatkan lalu lintas di Tol Trans Jawa.
Potensi lainnya datang dari Jawa Tengah lewat interkoneksi kawasan industri di Batang, Kendal, dan Kaliwungu. Selain itu, Trans Jawa bakal terkoneksi dengan Tol Solo- Yogyakarta-NYIA Kulonprogo dan Tol Yogyakarta-Bawen yang juga dikelola Jasa Marga.
Dalam perkembangan lain, Bisnis mencatat Jasa Marga sedang menggalang dana melalui kerangka divestasi kepemilikan saham anak usahanya, yakni JTT.
Direktur Jasa Marga Reza Febriano mengatakan proses penggalangan dana atau equity fundraising merupakan bagian dari inisiatif JSMR untuk menciptakan nilai tambah. Proses ini pun sudah dimulai dan Jasa Marga akan meminta pernyataan minat dari investor.
“Jadi, ini masih tahapan ya tentunya akan dilanjutkan lagi dengan tahapan-tahapan berikutnya ya melalui kegiatan pelelangan yang akan terbuka untuk investor,” ujar Reza pada Mei lalu.
Jumlah saham yang akan dilepas JTT mencapai 35 persen. Perinciannya, sebanyak 25 persen merupakan kepemilikan JSMR, sedangkan 10 persen sisanya merupakan saham milik JTT.
Laporan Bloomberg menyebutkan konsorsium yang dipimpin GIC Pte. dan kelompok lain yang diketuai Indonesia Investment Authority (INA) disebut menjadi para penawar akhir yang berminat meminang aset jalan tol JSMR.
_______
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.