Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten milik Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah menyelesaikan proses IPO. Kapitalisasi pasar BREN berpotensi mencapai Rp104,35 triliun.
BREN akan menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas Rp100 triliun, seperti induknya PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang memiliki kapitalisasi pasar Rp127 triliun.
BREN setelah masuk Bursa akan mencatatkan 133,78 miliar saham. Dengan harga pelaksanaan IPO Rp780, maka kapitalisasi pasar berpotensi mencapai Rp104,35 triliun.
Kapitalisasi pasar BREN pun akan menjadi yang terbesar di antara emiten energi baru terbarukan (EBT) lainnya. Di peringkat kedua, ada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dengan market cap Rp66,23 triliun.
Mengutip data prospektus, BREN menetapkan harga di batas atas, tetapi jumlah saham yang ditawarkan terpantau berkurang. Namun, penawaran saham IPO tersebut oversubscribe hingga 135,2 kali dari total porsi minimum pooling awal.
Direktur Investment Banking BNI Sekuritas Nieko Kusuma mengungkapkan dalam IPO tersebut, BREN berhasil memperoleh dana sebesar Rp3,13 triliun dan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) lebih dari 135 kali dari total porsi minimum pooling awal yang disyaratkan pada Penawaran Umum tanggal 3 - 5 Oktober 2023.
Baca Juga
“BNI Sekuritas merasa senang atas tingginya antusiasme para investor untuk mendukung BREN agar dapat melantai di Bursa Efek Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (6/10/2023).
Nieko mengklaim minat investor yang tinggi telah terlihat sejak masa book building yang berlanjut sampai periode penawaran umum.
Lebih lanjut, BNI Sekuritas mencatatkan lebih dari 50.000 investor telah berpartisipasi dalam mendorong terciptanya ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan berlandaskan pada prinsip Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG).
BREN sendiri dijadwalkan dijadwalkan akan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Oktober 2023 mendatang dengan raihan dana sebesar Rp3,13 triliun.
Emiten yang merupakan anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) ini menetapkan harga IPO di batas atas Rp780, dari rentang harga bookbuilding di Rp670-Rp780 per saham. Namun, jumlah saham yang ditawarkan terpantau berkurang.
Pada masa bookbuilding, BREN menawarkan 4,5 miliar saham atau sebesar 3,35 persen dari jumlah modal ditetapkan dan disetor setelah IPO. Namun, pada masa offering, BREN hanya mengeluarkan 4,01 miliar saham atau setara 3 persen dari jumlah saham yang akan dicatatkan di Bursa.
Dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham ini seluruhnya akan digunakan untuk penyetoran modal kepada Star Energy Geothermal yang akan digunakan untuk membayar kewajiban. Secara lebih rinci, Star Energy akan membayar sebagian utang fasilitas B kepada Bangkok Bank Public Company Limited sebanyak-banyaknya sebesar US$158.588.321.
Kemudian, memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energi Oil & Gas Pte. Ltd. perihal penunjukan Star sebagai pemegang saham ACEHI. Rinciannya pembayaran kepada SEOG sebesar US$66,50 juta dan kepada Perseroan sebesar US$6 juta.
Biaya yang dibayarkan Star kepada Perseroan akan digunakan untuk pembayaran gaji, biaya jasa dan biaya sewa. Adapun dalam hajatan IPO ini, Barito Renewables menunjuk PT BNI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.