Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten di pasar modal mulai dari emiten Grup Astra, hingga emiten properti PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) sedang dalam proses membagikan dividen interim ke pemegang sahamnya saat ini. Emiten-emiten tersebut membagikan jumlah dividen yang beragam, dengan yield yang juga beragam.
Sebagaimana diketahui, dividend yield merupakan tingkat pengembalian dalam bentuk dividen tunai ke pemegang saham. Menghitung dividend yield bisa dilakukan dengan membagi dividen per saham dengan harga per saham sebuah emiten.
Dari perusahaan-perusahaan yang sedang dalam proses pembagian dividen saat ini, dividend yield terbesar dibagikan oleh entitas Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) yakni sebesar 2,66 persen. Sebagai informasi, UNTR membagikan dividen senilai Rp701 per saham, dengan harga saham saat penutupan Jumat (6/10/2023) mencapai Rp26.400 per saham.
Dividend yield terbesar kedua dimiliki oleh PLIN. Dividen yield emiten pengelola Mal Plaza Indonesia ini adalah sebesar 2,56 persen. PLIN diketahui membagikan dividen sebesar Rp77 per saham atau senilai total Rp272,2 miliar. Harga saham PLIN saat penutupan perdagangan Jumat adalah Rp3.010 per saham.
Emiten | Dividen per Saham | Harga Saham | Dividen Yield |
VICI | Rp3,50 | Rp640 | 0,55% |
ASGR | Rp13 | Rp960 | 1,35% |
AUTO | Rp40 | Rp2.930 | 1,37% |
ASII | Rp98 | Rp6.075 | 1,61% |
UNTR | Rp701 | Rp26.400,00 | 2,66% |
PLIN | Rp77 | Rp3.010 | 2,56% |
AALI | Rp82 | Rp7.350,00 | 1,12% |
Sementara itu, dividend yield terkecil pada periode ini adalah sebesar 0,55 persen yang dibagikan oleh PT Victoria Care Indonesia Tbk. (VICI). VICI membagikan dividen senilai Rp3,5 atau senilai total Rp23,47 miliar.
Saat ini, harga penutupan saham emiten produsen sabun ini adalah sebesar Rp640 per saham pada penutupan Jumat (6/10/2023).
Baca Juga : Musim Dividen Interim, Berpeluang Naikkan IHSG? |
---|
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan melihat dampak dividen terhadap indeks di pasar tidak signifikan. Hal ini akibat dividend yield emiten-emiten di pasar modal tidak terlalu besar.
"Kondisi tersebut membuat pembagian dividen interim tentu tidak berdampak signifikan untuk mengangkat IHSG," kata Alfred, dihubungi Jumat (6/10/2023).
Alfred juga melihat sentimen dividen terhadap harga saham berdampak relatif sangat pendek. Oleh karena itu, Alfred merekomendasikan investor bisa mencermati periode tersebut untuk memanfaatkan momentum dividen.
Dia melanjutkan, faktor lain untuk memanfaatkan momentum dividen adalah besaran yield dari dividen interim. Menurut Alfred, semakin besar yield, maka semakin besar potensi upsize dari harga sahamnya.