Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) melaporkan produksi migas melampaui target pada semester I/2023.
Pada semester I/2023, produksi minyak dan gas MEDC mencapai 162 juta barel ekuivalen minyak per hari (mboepd), naik 6 persen dari semester I/2022. Capaian itu melampaui target 2023 sebesar 160 juta mboepd.
Namun, harga rata-rata minyak dan gas masing-masing adalah US$75,2 per barel dan US$7,2/mmbtu, turun sebesar US$29,1 per barel dibandingkan dengan 2022 sebesar US$104,4 per barel.
"Biaya produksi migas pada semester I/2023 sebesar US$7,4 per barel, lebih rendah dari target 2023 sebesar US$10 per barel," papar CEO Medco Roberto Lorato dalam keterangan resmi, Selasa (3/10/2023).
Belanja modal minyak dan gas sebesar US$99 juta terutama untuk pengembangan Natuna dan Corridor. Platform Natuna Bronang mulai dioperasikan menggunakan fasilitas efisien energi serta panel surya.
MEDC mendapatkan PSC eksplorasi Beluga yang lokasinya berdekatan dengan infrastruktur MedcoEnergi di South Natuna Sea Block B. Medco pun mulai studi Carbon Capture Sequestration (CCS) bersama mitra internasional pada reservoir Natuna dan Corridor.
Baca Juga
Sementara itu, MEDC mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester I/2023. Namun, laba perseroan menurun karena kenaikan beban pokok.
Medco melaporkan pendapatan senilai US$1,11 miliar atau setara Rp16,65 triliun (estimasi kurs Rp14.925,37 per dolar AS) pada semester I/2023. Pendapatan MEDC naik 0,68 persen dari US$1,10 miliar pada semester I/2022.
Pendapatan pada semester I/2023 berasal dari kontrak penjualan minyak dan gas bumi US$941,99 juta, kontrak konstruksi US$106,26 juta, kontrak penjualan listrik US$24,22 juta, kontrak operasi dan jasa pelayanan US$12,72 juta, kontrak penjualan jasa lainnya US$8,91 juta, sewa dan pendapatan bunga U$22,09 juta.
Sementara itu, beban pokok MEDC membengkak menjadi US$646,17 juta per Juni 2023 dari US$488,15 juta per Juni 2022. Laba kotor pun turun menjadi US$470,03 juta dari sebelumnya US$620,46 juta.
Medco membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$119,46 juta atau setar Rp1,78 triliun pada semester I/2023. Laba bersih Medco turun 60,58 persen dari US$303,05 juta pada semester I/2022.
"Hasil semester pertama lebih rendah dari tahun sebelumnya karena kontribusi yang lebih rendah dari PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) serta harga realisasi minyak & gas yang lebih rendah, sebagian diimbangi oleh volume minyak dan gas yang lebih tinggi," kata Roberto Lorato.
Porsi laba bersih Medco Energi dari AMMN sebesar US$27 juta, turun sebesar US$103 juta dibandingkan semester pertama 2022. Hal ini akibat penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan dikarenakan perolehan izin ekspor yang tertunda. AMMN terus beroperasi selama menunggu perizinan dan memulai kembali ekspor pada bulan Juli.
MedcoEnergi mendistribusikan dividen tahun 2022 sebesar Rp39 per saham dan sesuai jadwal untuk pelunasan utang akuisisi Corridor sebesar US$850 juta pada kuartal I/2024.