Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penawaran IPO BREN Mulai Hari Ini, Market Cap Tembus Rp100 Triliun

Setelah masuk Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) berpotensi mencapai Rp104,35 triliun.
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Setelah masuk Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) berpotensi mencapai Rp104,35 triliun. /JIBI-Rachman
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Setelah masuk Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) berpotensi mencapai Rp104,35 triliun. /JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten milik Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) akan melakukan penawaran saham IPO Rp780 per saham pada 3–5 Oktober 2023. Setelah masuk Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar BREN berpotensi mencapai Rp104,35 triliun.

BREN akan menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas Rp100 triliun, seperti induknya PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang memiliki kapitalisasi pasar Rp124,6 triliun.

BREN setelah masuk Bursa akan mencatatkan 133,78 miliar saham. Dengan harga pelaksanaan IPO Rp780, maka kapitalisasi pasar berpotensi mencapai Rp104,35 triliun.

Mengutip data prospektus, BREN menetapkan harga di batas atas, tetapi jumlah saham yang ditawarkan terpantau berkurang.

Pada masa bookbuilding, BREN menawarkan 4,5 miliar saham atau sebesar 3,35 persen dari jumlah modal ditetapkan dan disetor setelah IPO. Namun, pada masa offering, BREN hanya mengeluarkan 4,01 miliar saham atau setara 3 persen dari jumlah saham yang akan dicatatkan di Bursa. 

Dengan jumlah saham yang ditawarkan serta penetapan harga offering, BREN membidik dana segar sebesar Rp3,13 triliun. 

Dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham ini seluruhnya akan digunakan untuk penyetoran modal kepada Star Energy Geothermal yang akan digunakan untuk membayar kewajiban.

Secara lebih rinci, Star Energy akan membayar sebagian utang fasilitas B kepada Bangkok Bank Public Company Limited sebanyak-banyaknya sebesar US$158.588.321.  

Kemudian, memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energi Oil & Gas Pte. Ltd. perihal penunjukan Star sebagai pemegang saham ACEHI. Rinciannya pembayaran kepada SEOG sebesar US$66,50 juta dan kepada Perseroan sebesar US$6 juta. 

Biaya yang dibayarkan Star kepada Perseroan akan digunakan untuk pembayaran gaji, biaya jasa dan biaya sewa.  Adapun dalam hajatan IPO ini, Barito Renewables menunjuk PT BNI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

Sebelum penawaran perdana saham, mayoritas pemegang saham Barito Renewables Energy adalah PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dengan kepemilikan sekitar 66,67 persen, diikuti oleh Green Energy Era dengan kepemilikan sekitar 24,33 persen, serta Jupiter Tiger Holding dan Prime Hill Fund masing-masing memiliki kepemilikan sekitar 4,5 persen. 

Namun, setelah IPO, kepemilikan saham akan berubah, dengan BRPT menguasai sekitar 64,43 persen, Green Energy memiliki sekitar 23,52 persen, dan Jupiter Tiger Holding serta Prime Hill Fund masing-masing memiliki sekitar 4,35 persen. Sementara itu, masyarakat akan memiliki sekitar 3 persen kepemilikan saham.

Adapun, jadwal IPO BREN yaitu masa penawaran umum perdana saham 3 – 5 Oktober 2023, tanggal penjatahan 5 Oktober, tanggal distribusi saham secara elektronik 6 Oktober dan tanggal pencatatan perdana saham di 9 Oktober 2023. 

BREN Vs PGEO

Perusahaan geothermal ini akan menyusul emiten pelat merah sekaligus mitra bisnis di bidang geothermal PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang lebih dulu resmi melantai.

Kedua emiten geothermal ini sama-sama membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk pada kuartal I/2023. Perhitungan kinerja keuangan mengambil data kuartal I/2023 yang merupakan kinerja teranyar yang dicantumkan BREN dalam prospektus.

Sepanjang kuarta kuartal I/2023, BREN mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi US$147,08 juta atau setara Rp2,20 triliun (kurs jisdor Rp14.977). Capaian tersebut naik 10,64 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$133,65 juta.

Kemudian total beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$31,62 juta atau setara Rp473,63 miliar. Beban tersebut naik tipis sebesar 4,21 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$30,34 juta.

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$29,24 juta atau naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$22,33 juta.

Jika melihat data terakhir, laba dasar per saham emiten milik Prajogo Pangestu ini sebesar US$0,23 atau setara Rp3.444,71 per saham. Dengan asumsi harga IPO sebesar Rp780 per saham maka Price Earning Ratio sebesar 55,62 kali.

Kemudian dengan jumlah saham yang beredar (setelah IPO) sebanyak 134.271.220.000 lembar dan ekuitas tercatat sebesar US$474,29 juta atau Rp7,10 triliun. Maka Price to Book Value sekitar 14,74 kali.

Sementara itu, PGEO berhasil mencatat pendapatan sebesar US$102,61 juta atau sekitar Rp1,53 triliun. Pendapatan ini mengalami peningkatan sebesar 18,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$86,25 juta.

Di sisi lain, beban usaha PGEO mengalami kenaikan sebesar 2,99 persen pada Kuartal I/2023, mencapai US$41,13 juta dari angka sebelumnya sebesar US$39,93 juta pada pada kuartal I/2022.

Meskipun beban meningkat, PGEO berhasil mencatat kenaikan laba kotor sebesar 32,75 persen menjadi US$61,48 juta atau sekitar Rp980,86 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$46,31 juta.

Selain itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengalami pertumbuhan sebesar 49,32 persen mencapai US$46,96 juta atau sekitar Rp702,99 miliar, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$31,44 juta.

PGEO dengan data keuangan terakhir di semester I/2023, memiliki PER sebesar 21,73 kali sementara itu PBVR sebesar 2,12 kali. 

Nama Emiten 

PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN)

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO)

Pendapatan(*)

US$147,08 juta

US$102,61 juta

Laba Bersih(*)

US$29,24 juta

US$46,96 juta

Price Earning Ratio

55,62x

21,73x

Price to Book Value 

14,74x

2,12x

Market Cap

Rp104,35 triliun

Rp60,65 triliun(**)

*diolah berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2023

**menggunakan harga saham kemarin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper