Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) berencana menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) dengan harga premium. Perusahaan geothermal ini akan menyusul emiten pelat merah sekaligus mitra bisnis di bidang geothermal PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang lebih dulu resmi melantai.
Kedua emiten geothermal ini sama-sama membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk pada kuartal I/2023. Perhitungan kinerja keuangan mengambil data kuartal I/2023 yang merupakan kinerja teranyar yang dicantumkan BREN dalam prospektus.
Sepanjang kuarta kuartal I/2023, BREN mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi US$147,08 juta atau setara Rp2,20 triliun (kurs jisdor Rp14.977). Capaian tersebut naik 10,64 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$133,65 juta.
Kemudian total beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$31,62 juta atau setara Rp473,63 miliar. Beban tersebut naik tipis sebesar 4,21 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$30,34 juta.
Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$29,24 juta atau naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$22,33 juta.
Jika melihat data terakhir, laba dasar per saham emiten milik Prajogo Pangestu ini sebesar US$0,23 atau setara Rp3.444,71 per saham. Dengan asumsi harga IPO sebesar Rp780 per saham maka Price Earning Ratio sebesar 55,62 kali.
Baca Juga
Kemudian dengan jumlah saham yang beredar (setelah IPO) sebanyak 134.271.220.000 lembar dan ekuitas tercatat sebesar US$474,29 juta atau Rp7,10 triliun. Maka Price to Book Value sekitar 14,74 kali.
Sementara itu, PGEO berhasil mencatat pendapatan sebesar US$102,61 juta atau sekitar Rp1,53 triliun. Pendapatan ini mengalami peningkatan sebesar 18,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$86,25 juta.
Di sisi lain, beban usaha PGEO mengalami kenaikan sebesar 2,99 persen pada Kuartal I/2023, mencapai US$41,13 juta dari angka sebelumnya sebesar US$39,93 juta pada pada kuartal I/2022. Meskipun beban meningkat, PGEO berhasil mencatat kenaikan laba kotor sebesar 32,75 persen menjadi US$61,48 juta atau sekitar Rp980,86 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$46,31 juta.
Selain itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengalami pertumbuhan sebesar 49,32 persen mencapai US$46,96 juta atau sekitar Rp702,99 miliar, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$31,44 juta.
PGEO dengan data keuangan terakhir di semester I/2023, memiliki PER sebesar 21,73 kali sementara itu PBVR sebesar 2,12 kali.
Nama Emiten |
PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) |
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) |
Pendapatan(*) |
US$147,08 juta |
US$102,61 juta |
Laba Bersih(*) |
US$29,24 juta |
US$46,96 juta |
Price Earning Ratio |
55,62x |
21,73x |
Price to Book Value |
14,74x |
2,12x |
Market Cap |
Rp104,73 triliun |
Rp60,65 triliun(**) |
*diolah berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2023
**menggunakan harga saham saat ini