Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Lanjut Menguat, Permintaan Global Diproyeksi Lampaui Pasokan

Harga minyak mentah menguat di tengah spekulasi permintaan global yang melebihi pasokan.
Seorang pekerja berdiri di samping tangki penyimpanan minyak di Pilipinas Shell Petroleum Corp. Shell Import Facility Tabangao (SHIFT) di Batangas City, Filipina. Minyak mentah melemah pada Rabu (16/8/2023) menyusul kekhawatiran terhadap ekonomi China yang berpotensi mengikis permintaan./Bloomberg
Seorang pekerja berdiri di samping tangki penyimpanan minyak di Pilipinas Shell Petroleum Corp. Shell Import Facility Tabangao (SHIFT) di Batangas City, Filipina. Minyak mentah melemah pada Rabu (16/8/2023) menyusul kekhawatiran terhadap ekonomi China yang berpotensi mengikis permintaan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia tercatat menguat di tengah munculnya berbagai spekulasi bahwa permintaan global telah melebihi dari pasokan. 

Pada Senin (2/10/2023), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada kontrak November 2023 menguat 0,11 persen atau 0,10 poin ke US$90,89 per barel pada pukul 13.00 WIB di New York Mercantile Exchange AS. 

Kemudian, harga minyak Brent kontrak Desember 2023 juga menguat 0,08 persen atau 0,07 poin ke US$92,27 per barel pada pukul 13.00 WIB di bursa ICE Eropa. 

Sebelumnya, WTI telah naik US$91 per barel setelah melonjak 29 persen dalam tiga bulan hingga September 2023, mencatatkan kenaikan tertinggi dalam kuartal III/2023 dalam hampir dua dekade. 

Liburan di banyak negara Asia-Pasifik pada Senin (2/10) termasuk China dan India mungkin akan membatasi volume perdagangan pada aset berisiko, seperti komoditas. 

Minyak juga diketahui telah melonjak sejak pertengahan Juni 2023, setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya membatasi pasokan minyak mentah, Rusia yang melarang ekspor diesel, serta data resmi AS yang mengonfirmasi penurunan stok minyak mentah di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma. 

Kenaikan harga tersebut kemudian juga telah memunculkan spekulasi bahwa harga minyak akan kembali menyentuh level US$100 per barel, meningat adanya permintaan yang kuat. 

“Gelombang terbaru dari momentum naik yang kuat akibat kekhawatiran pasokan telah habis pada akhir pekan lalu,” jelas Vandana Harim pendiri Vanda Insights, perusahaan analisis berbasis di Singapura, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (2/10/2023). 

Hari juga mengungkapkan bahwa minyak kemungkinan akan memasuki fase konsolidasi sambil menunggu isyarat lebih lanjut. 

Pekan ini juga diselenggarakan konferensi energi Timur Tengah terbesar, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Adipec di Abu Dhabi, yang mungkin dapat memberikan wawasan baru mengenai apa yang akan terjadi di pasar minyak mentah pada kuartal ini. 

Pembicara yang dijadwalkan termasuk Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei, dan Haitham Al-Ghais, sekretaris jenderal OPEC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper