Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja papan akselerasi melesat sepanjang tahun berjalan, bahkan melampaui kinerja saham-saham yang menghuni papan utama dan papan pengembangan. Namun, investor perlu mencermati beberapa hal sebelum mengoleksi saham small cap di papan akselerasi, salah satunya fundamental perusahaan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat, (29/9/2023) atau akhir perdagangan kuartal III/2023, kinerja papan akselerasi melesat 47,54 persen secara year-to-date (ytd), melampaui papan utama yang hanya naik 3,27 persen ytd. Bahkan, kinerja papan pengembangan justru terkoreksi 12,99 persen ytd.
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin mengatakan, prospek saham di papan akselerasi hingga akhir tahun bervariasi, dan masih minoritas yang diperkirakan akan berpeluang menguat.
Meski demikian, menurutnya ada beberapa saham papan akselerasi yang memiliki tren kenaikan harga atau uptrend. Misalnya, PT Indo Boga Sukses Tbk. (IBOS) yang melesat 276,47 persen ytd dari posisi 2 Januari 2023 di harga Rp85 per saham ke level Rp320 per saham.
Selanjutnya PT Panca Anugrah Wisesa Tbk. (MGLV) terpantau naik 80 persen ytd dari harga Rp60 per saham ke level Rp108 per saham. Diikuti PT Trimegah Karya Pratama Tbk. (UVCR) yang naik 42,74 persen ytd, serta PT Menn Teknologi Indonesia Tbk. (MENN) yang naik 53,12 persen ytd.
Namun, sebagian saham lainnya di papan akselerasi juga mencatatkan pelemahan sepanjang tahun berjalan, misalnya, PT Sumber Mas Konstruksi Tbk. (SMKM) terkoreksi 77,61 persen ytd.
Baca Juga
Tak sedikit pula yang anjlok hingga parkir di bawah level Rp50, seperti PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP) yang turun 81,52 persen ke posisi Rp17 per saham. Disusul, PT Lavender Bina Cendikia Tbk. (BMBL) yang merosot 81,69 persen ke level Rp28 per saham.
"Saham di papan akselerasi yang bisa saja dikoleksi ada MGLV dan SMKM terpantau secara valuasi tergolong murah baik dari sisi PE dan PBV, namun saya tidak merekomendasikan saham akselerasi," ujar Shin kepada Bisnis, Senin, (2/10/2023).
Menurut Shin, investor wajib memperhatikan faktor fundamental perusahaannya baik itu dari sisi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, rasio utangnya dan sisi valuasinya. Setelah itu, baru kemudian mencermati likuiditas sahamnya di pasar.
"Hindari perusahaan yang merugi, valuasi mahal dan likuiditas di pasar sedikit. Likuditas pasar kecil walaupun perusahaan bagus tidak bisa take profit sewaktu-waktu," kata Shin.
Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, sebelum mengoleksi saham di papan akselerasi, investor perlu perhatikan fundamental perusahaannya, prospek bisnisnya, dan potensi valuasi di masa yang akan datang.
"Dan ingat, perhatikan durasi investasi dari investor. Apakah masuk jangka pendek ataukah jangka panjang? Karena volatilitas pasarnya jauh lebih tinggi ketika kita bicara papan akselerasi," ujar Nico kepada Bisnis.
---
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.