Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Sikap Agresif Mitratel Mencaplok Menara Bekas Operator

Strategi operator telekomunikasi yang kerap melepas aset menaranya dinilai analis dapat menguntungkan bagi Mitratel.
Annisa Kurniasari Saumi,Pandu Gumilar
Jumat, 29 September 2023 | 16:24
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel

Bisnis.com, JAKARTA - Strategi operator telekomunikasi yang kerap melepas aset menaranya dinilai analis dapat menguntungkan bagi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau MItratel.

Pasalnya, 54 menara milik PT XL Axiata Tbk (EXCL) baru saja dilepas ke Mitratel. Penjualan menara itu pun disertai dengan penyewaan kembali menara dari MTEL ke EXCL.  

Dalam keterangannya manajemen menyebutkan menara milik XL Axiata itu berlokasi di Sumatera bagian utara, Sumatera bagian tengah, Sumatera bagian selatan, Jabar, Jateng, Jatim, Kalimantan, dan Sulawesi.

Selain menampung menara milik XL, MTEL juga mengakuisisi 40 menara milik dua provider lainnya. Dari akuisisi yang dituntaskan pada Jumat pekan lalu itu, perseroan mendapatkan 65 tenant baru.

Analis menilai tren divestasi menara dan fiber milik operator telko ke perusahaan menara akan terus berlanjut. Pasalnya, dengan bisnis model seperti ini, operator telko bisa terus ekspansif tanpa perlu repot membangun infrastruktur dan memikirkan biaya perawatannya. Mereka cukup bayar sewa dan berbagi menara dengan pemain lain (kolokasi). 

Analis MNC Sekuritas Andrew Susilo mengatakan dengan melepas menara operator telko bisa lebih fokus meningkatkan kualitas layanan ke para pelanggan. “MTEL paling siap menampung lungsuran menara dan fiber optik milik operator telko. Selain arus kasnya sangat kuat, MTEL juga punya ruang mencari pendanaan eksternal,” kata Andrew Susilo Analis MNC Sekuritas, Jumat (29/9/2023).

Andrew menilai kemampuan MTEL untuk menarik utang masih tinggi mengingat struktur neraca yang dimiliki oleh perseroan.“Gearing ratio MTEL masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kompetitornya, debt to equity MTEL di bawah 1 kali sementara yang lain sudah mencapai 2 kali," imbuhnya.

Menurutnya leverage Mitratrl masih rendah sehingga punya fleksibilitas untuk menarik utang baik untuk ekspansi maupun memperbaiki struktur modal.

Di sisi lain Andrew juga menilai dengan kinerja yang solid dan terus tumbuh membuat MTEL mampu meraih pendanaan dengan biaya yang murah. 

“MTEL punya rating investment grade (AAA), saat ini instrument utang jangka pendek untuk tenor 1 tahun dengan rating yang sama bunganya sebesar 6,0-6,6 persen. Kalau MTEL dapat 6,2 persen masih termasuk kompetitif tetapi juga low cost," ungkap Andrew.  

Sementara itu, Tim Analis IndoPremier Sekuritas Giovanni Dustin dan Michelle Nugroho juga turut menyoroti struktur neraca MTEL. Keduanya menilai bahwa MTEL memiliki ruang ekspansi paling lebar dibandingkan kompetitor.

“Mengingat kapasitas neracanya [MTEL] yang besar dibandingkan dengan perusahaan menara lainnya (net debt/EBITDA sebesar 1,8 kali vs. TBIG/TOWR 4,5/4,3 kali), kami yakin bahwa MTEL berpotensi menjadi konsolidator industri utama” tulis tim risetnya. 

Untuk diketahui, hingga semester I/2023 MTEL memiliki total utang mencapai Rp15,6 triliun dan kas setara kas Rp3,8 trilun sehingga utang bersihnya mencapai Rp 11,8 triliun. 

Utang bersih MTEL tersebut setara dengan 1,79 kali dari EBITDA perseroan yang mana jauh lebih rendah dari kovenan bank yang mensyaratkan batas 5 kali dan rasio utang bersih terhadap EBITDA kompetitor yang mencapai 5,12 kali di saat yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper