Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Amman Mineral (AMMN) Tergerus 78,8 Persen jadi Rp1,78 T Semester I/2023

PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) membukukan penurunan pendapatan serta laba bersih sepanjang semester I/2023.
Jajaran direksi PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) dalam pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (7/7/2023). AMMN membukukan penurunan pendapatan serta laba bersih sepanjang semester I/2023.
Jajaran direksi PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) dalam pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (7/7/2023). AMMN membukukan penurunan pendapatan serta laba bersih sepanjang semester I/2023.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang logam PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) membukukan penurunan pendapatan serta laba bersih sepanjang semester I/2023. 

Berdasarkan laporan keuangan, emiten afiliasi Grup Salim dan Medco ini membukukan penjualan bersih sebesar US$580,52 juta atau setara dengan Rp8,70 triliun (kurs jisdor Rp15.000). Capaian tersebut tergerus 51,13 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,38 miliar. 

Penjualan bersih tersebut terdiri dari penjualan tembaga dan emas yang sama-sama anjlok. Penjualan tembaga tercatat sebesar US$341,40 juta atau setara Rp5,12 triliun turun dari sebelumnya sebesar US$789,46 juta. Sementara itu, penjualan emas tercatat sebesar US$239,12 juta turun dari sebelumnya sebesar US$597,32 juta. 

Penjualan yang anjlok tersebut disebabkan oleh tertundanya penjualan tembaga dan emas selama empat bulan karena berakhirnya izin ekspor AMNT pada Maret 2023. Manajemen mengungkapkan konsentrat tersebut disimpan di gudang penyimpanan hingga izin ekspor baru diberikan pada Juli 2023.

“Penjualan tembaga AMMN mencapai 76 juta pon dengan harga jual rata-rata US$4,48 per pon dan penjualan emas sebesar 119 kilo ons dengan harga jual rata-rata US$2.004 per ons,” kata manajemen dalam keterangan tertulis, Jumat (29/9/2023). 

Penjualan yang anjlok berimbas juga kepada beban pokok penjualan yang turun. Sepanjang semester I/2023, AMMN membukukan beban pokok penjualan sebesar US$297,51 juta atau setara Rp4,46 triliun. Beban tersebut turun sebesar 46,23 persen dari periode semester I/2022 yang sebesar US$553,40 juta. 

Alhasil laba kotor ikut tergerus dari sebelumnya US$833,38 juta menjadi US$283 juta atau setara Rp4,24 triliun. Laba kotor tersebut tersebut turun 66,04 persen. 

Adapun AMMN juga membukukan beban operasional sebesar US$60,74 juta serta beban lain sebesar US$66,69 juta. 

Sementara itu laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$118,80 juta atau setara dengan Rp1,78 triliun. Laba tersebut terjun bebas sebesar 78,87 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$562,50 juta. 

Kemudian jumlah liabilitas AMMN tercatat sebesar US$3,12 miliar, naik 8,28 persen dibanding posisi Desember 2022 yang tercatat sebesar US$2,88 miliar. Rinciannya liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$415,23 juta sementara itu liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$2,67 miliar. 

Kemudian ekuitas tercatat sebesar US$3,74 miliar naik dibanding posisi Desember 2023 yang tercatat sebesar US$3,60 miliar. Alhasil total aset setara dengan US$6,87 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper