Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tersungkur Ditekan Penguatan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS

Harga emas global kembali melemah pada penutupan perdagangan Selasa (26/9/2023), tertekan oleh penguatan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Ilustrasi emas global/Pexels.
Ilustrasi emas global/Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global kembali melemah pada penutupan perdagangan Selasa (26/9/2023), memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut, tertekan oleh penguatan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS menyusul peringatan Federal Reserve bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 16,80 dolar AS atau 0,87 persen, menjadi ditutup pada 1.919,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.935,50 dolar AS dan terendah di 1.917,20 dolar AS.

Pada perdagangan sesi-sesi sebelumnya, emas berjangka tergelincir 9,00 dolar AS atau 0,46 persen menjadi 1.936,60 dolar AS pada Senin (25/9/2023), setelah terangkat 6,00 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.945,60 dolar AS pada Jumat (22/9/2023), dan anjlok 27,50 dolar AS atau 1,40 persen menjadi 1.939,60 dolar AS pada Kamis (21/9/2023).

Indeks dolar AS mencapai level tertinggi yang belum pernah dicapai sejak November 2022 dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mencapai puncaknya dalam 16 tahun. Dolar yang lebih kuat biasanya membuat mereka yang memegang mata uang lain enggan membeli emas.

"Pergerakan di bawah 1.900 dolar AS bisa menjadi pergerakan yang sangat bearish, yang mana titik terendah di Agustus akan sangat menarik dalam waktu dekat," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA, dikutip dari Antara.

"Tentu saja, kita bisa saja melihat konsolidasi lebih lanjut dan kita telah melihat beberapa support hari ini di sekitar 1.900 dolar AS namun hal tersebut jelas terlihat rentan," tambahnya.

Dalam sebuah acara yang diadakan oleh Wharton School, University of Pennsylvania pada Senin (25/9/2023), Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa mengingat ketahanan ekonomi AS yang mengejutkan, The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga pinjaman lebih lanjut dan mempertahankannya tetap tinggi untuk beberapa waktu guna menurunkan inflasi kembali ke 2,0 persen.

Data ekonomi yang dirilis Selasa (26/9/2023) beragam. Kepercayaan konsumen Conference Board turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 103 pada September, di bawah konsensus para ekonom sebesar 105 dan revisi naik untuk Agustus sebesar 108,7.

Indeks NSA Harga Rumah Nasional AS dari S&P CoreLogic Case-Shiller, yang mencakup sembilan divisi sensus AS, tumbuh satu persen secara tahun ke tahun pada Juli, naik dari perubahan 0 persen pada Juni.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru di AS turun 8,7 persen pada Agustus dari Juli ke laju tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 675.000 unit. Ini adalah laju paling lambat sejak Maret.

Investor sedang menunggu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, pada Jumat (29/9/2023).

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 18,90 sen atau 0,81 persen, menjadi ditutup pada 23,196 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober merosot 10,40 dolar AS atau 1,13 persen menjadi menetap pada 907,10 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper