Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jatuh Kena Tackle Dolar As dan Imbal Hasil Obligasi AS

Harga emas jatuh karena indeks dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik setelah The Fed berjanji untuk menaikkan suku bunga.
Karyawan menunjukkan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Senin (16/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan menunjukkan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Senin (16/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB, dengan menghentikan kenaikan lima sesi beruntun karena indeks dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik setelah The Fed berjanji untuk menaikkan suku bunga sampai inflasi kembali ke target tahunannya sebesar 2,0 persen.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, anjlok 1,40 persen menjadi ditutup pada US$1.939,60 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.952,20 dan terendah di US$1.933,10.

Emas merosot setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai puncak intraday di US$4,495, tertinggi sejak 2007, yang mencerminkan aksi jual tajam di pasar obligasi.

Sementara itu, indeks dolar naik 0,10 persen mencapai posisi tertinggi dalam enam bulan di 105,31, membatasi pembelian komoditas dalam mata uang dolar oleh pemegang mata uang lainnya.

Federal Reserve pada Rabu (20/9/2023) mempertahankan suku bunga tidak berubah tetapi tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga sekali lagi pada pertemuan November.

Sinyal hawkish The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama memicu reli dolar AS dan mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, sehingga melemahkan harga emas.

"Kebijakan The Fed yang hawkish juga tidak terbukti terlalu populer di kalangan pembeli emas meskipun terdapat optimisme menjelang rilis tersebut. Emas menguat menuju 1.950 dolar AS menjelang keputusan tersebut, sejalan dengan nilai tertinggi dari awal bulan ini, sebelum mengembalikan keuntungan pra-rilis hari itu dan mengakhirinya di zona merah," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, dalam komentar surelnya.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis Kamis (21/9/2023) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa permohonan klaim tunjangan pengangguran AS turun 20.000 menjadi 201.000 dalam pekan yang berakhir 16 September, angka terendah sejak minggu terakhir Januari.

Federal Reserve Philadelphia melaporkan bahwa indeks difusi untuk aktivitas saat ini turun ke negatif 13,5 pada September dari positif 12,0 pada Agustus. Para ekonom memperkirakan indeks akan merosot ke negatif 0,7.

National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa penjualan rumah yang ada (existing home) di AS turun 0,7 persen pada Agustus dari Juli ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 4,04 juta unit, di bawah laju 4,10 juta unit yang diperkirakan para ekonom. Penjualan merosot 15,3 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper