Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan saham emiten-emiten berkapitalisasi pasar besar atau big caps seperti BBRI, BBCA, hingga GOTO mengalami koreksi sepanjang September 2023. Analis menuturkan terdapat beberapa penyebab saham-saham tersebut mengalami diskon.
CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo menuturkan koreksi pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar, khususnya di sektor keuangan terjadi karena aksi profit taking investor. Menurut Praska investor mengambil keuntungan setelah semua saham perbankan besar tersebut mencetak rekor tertinggi yang didukung kinerja keuangan yang solid di semester I/2023.
"Aksi profit taking di sektor keuangan juga didorong oleh momentum pembagian dividen tunai," tutur Praska, Senin (18/9/2023).
Sementara itu, penurunan saham pada sektor perindustrian seperti yang terlihat di saham PT Astra International Tbk. (ASII) menurutnya terjadi setelah kinerja keuangan emiten holding ini melambat di semester I/2023. Perlambatan ini terutama terjadi pada anak usaha ASII yang berbasis komoditas.
"Untuk saham GOTO, investor masih bersikap wait and see meskipun kinerja bertumbuh signifikan dibanding periode sama tahun lalu, tetapi GOTO masih tetap mencatat rugi bersih," ujar Praska.
Praska melanjutkan investor dapat mencermati beberapa hal ketika akan membeli saham-saham diskon seperti prospek kinerja keuangan emiten dalam jangka panjang, atau paling tidak setahun ke depan.
Baca Juga
Lalu hal selanjutnya yang harus dicermati menurutnya kinerja keuangan emiten dalam dua kuartal terakhir, apakah relatif membaik atau menurun, dan valuasi saham emiten tersebut, baik terhadap harga wajar maupun terhadap industri.
Terakhir yang mesti dicermati adalah tren harga saham emiten tersebut, apakah sudah terkoreksi signifikan atau ada dalam tren terendah minimal dalam 6 bulan terakhir. Dengan mencermati hal tersebut, menurut Praska investor bisa memutuskan strategi market timing dan cash management dalam berinvestasi di saham tersebut.
Sebagai informasi, hingga pekan kedua September 2023, terdapat beberapa saham berkapitalisasi pasar besar yang menjadi top laggard. Saham BBRI memimpin top laggard, dengan harga yang turun 3,2 persen dan menjadi pemberat indeks sebanyak 18,75 poin.
Saham top laggard selanjutnya adalah BBCA dengan turun 1,9 persen dan menjadi pemberat indeks 11,5 poin. Saham top laggard ketiga adalah BMRI yang turun 1,7 persen dan menjadi pemberat indeks 9,48 poin.
Kemudian saham GOTO menjadi pemberat indeks keempat sebanyak 8,57 poin, dengan saham yang telah melemah 4,2 persen selama September, dan saham ASII melemah 2,3 persen dan menjadi pemberat indeks 8,57 poin selama September.
Sebanyak lima saham top laggard ini merupakan saham-saham berkapitalisasi pasar besar, dengan total nilai kapitalisasi pasar Rp2.815 triliun. Total kapitalisasi pasar tersebut merupakan 27 persen dari total kapitalisasi pasar Bursa saat ini yang sejumlah Rp10.372 triliun.
____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.