Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GOTO Jual Goplay ke Mantan Direksinya, Misi Patrick Walujo Tercapai

PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjual unit bisnis GoPlay kepada Edy Sulistyo sesuai keinginan Patrick Walujo.
Annisa Kurniasari Saumi,Pandu Gumilar
Senin, 18 September 2023 | 06:30
CEO GOTO Group, Patrick Walujo dalam acara peluncuran aplikasi Gopay di Jakarta, Rabu (26/7/2023) - Youtube Gopay.
CEO GOTO Group, Patrick Walujo dalam acara peluncuran aplikasi Gopay di Jakarta, Rabu (26/7/2023) - Youtube Gopay.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjual unit bisnis GoPlay kepada Edy Sulistyo sesuai keinginan Patrick Walujo. Edy merupakan pendiri Loket.com sekaligus mantan CEO dari unit bisnis tersebut.

Adapun pelepasan GoPlay diyakini sebagai bagian dari rencana raksasa teknologi Indonesia tersebut untuk melepaskan aset non-intinya. Selain itu, GOTO juga tengah dikejar target menghasilkan Ebitda yang positif pada akhir tahun.

Edy Sulistyo mengonfirmasi kesepakatan tersebut pada hari Jumat di acara startup Nexticorn di Bali. “Hari ini kami umumkan rebranding menyeluruh dari GoPlay menjadi Everywhere,” ujarnya dikutip dari Forbes.com, pada Senin (18/9/2023).

Edy Sulistyo mengatakan perusahaan yang baru mandiri ini baru saja meluncurkan layanannya di Bali. Menurutnya, perusahaan teknologi itu telah menjalankan operasi di 5 kota sampai saat ini.

“Saat ini kami sudah ada di 50 lokasi di lima kota. Kami sudah melakukan pengiriman secara senyap,” imbuhnya.

Kesepakatan telah diperkirakan terjadi sejak pertengahan Agustus, ketika CEO GoTo yang baru diangkat, Patrick Walujo, menyatakan dalam laporan pendapatan kuartal kedua perusahaan bahwa GoTo akan keluar dari bisnis hiburannya.

Edy Sulistyo menolak membeberkan nilai akuisisi tersebut, namun mengatakan ia dan rekannya Bagus Utama juga telah mengakuisisi platform Loket, dalam transaksi terpisah. Pasangan ini mendirikan Loket pada tahun 2013, dan kemudian menjualnya ke GoJek pada Agustus 2017.

GoJek memperkenalkan GoPlay pada September 2019, awalnya menawarkan konten video berbasis langganan seperti Netflix, dengan fokus pada film dan serial Indonesia.

GoPlay memperoleh US$15 juta dalam putaran pendanaan yang dipimpin oleh ZWC Partners dan Golden Gate Ventures pada Juni 2019, dengan nilai perusahaan sebesar US$60 juta. Sulistyo mengatakan kedua perusahaan tersebut masih menjadi pemegang saham Everywhere.

GoPlay telah diposisikan sebagai pesaing platform media sosial seperti TikTok dan Instagram dengan layanan streaming yang memungkinkan artis tampil langsung dan berinteraksi dengan penggemar. Sulistyo mengaku telah menarik komunitas lebih dari 2.000 artis, termasuk musisi, pesulap, dan penceramah agama, yang memperoleh penghasilan melalui hadiah online dari penonton.

Sebelumnya, Direktur Utama GOTO Patrick Walujo dalam earning calls menuturkan GOTO akan terus mencari peluang untuk keluar atau melepaskan aset non-inti.

"Kami sedang dalam proses keluar dari bisnis hiburan kami karena ini tidak lagi menjadi bagian inti dari strategi kami," kata Patrick dalam earning calls, dikutip Minggu (20/8/2023).  

Dia melanjutkan, GOTO bertindak dengan disiplin ekstrim dalam hal pengeluaran. Dia meminta Wakil Direktur Utama GOTO Thomas Husted untuk mengidentifikasi penghematan lebih lanjut, agar GOTO menjadi lebih efisien. 

Menurutnya, GOTO telah mengurangi tenaga kerjanya sebesar 24 persen dalam tiga kuartal terakhir, sambil mengurangi biaya operasional tetap non-personil sekitar 10 persen selama periode yang sama. 

"Ini setara dengan penghematan sekitar Rp1 triliun secara tahunan. Namun, masih ada hal yang perlu dilakukan," ucapnya. 

Tim Analis CLSA Sekuritas yang terdiri dari Norman Choong dan Aimee Garibaldi menyatakan kinerja keuangan GOTO pada kuartal II/2023 sejalan dengan perkiraan mereka. Adapun GOTO mencatatkan rugi bersih pada kuartal II/2023 mencapai Rp3,3 triliun, berkurang sebesar 15 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

“GoTo melaporkan hasil kuartal II/2023 yang bagus dengan Ebitda yang disesuaikan sesuai dengan perkiraan kami dan di atas konsensus, dengan berada di jalur yang tepat untuk mencapai Ebitda yang disesuaikan secara positif sebelum tahun ini berakhir,” tulis mereka, Rabu (16/8/2023).

Mereka juga menyoroti target manajemen yang menaikkan pedoman Ebitda yang disesuaikan pada 2023 dari negatif Rp5,3 triliun-Rp4,6 triliun menjadi negatif Rp4,5 triliun-Rp3,8 triliun. Pasalnya target tersebut bersamaan dengan melandainya hasil gross transaction value (GTV) dan persaingan yang meningkat sehingga dapat memengaruhi hasil. 

Choong dan Garibaldi mengapresiasi strategi GoTo untuk menyelesaikan tantangan tersebut dengan memperkenalkan fitur ‘Hemat’ untuk Gocar dan Gofood. “Kami tetap positif pada strategi pertumbuhan GoTo dan mengulangi peringkat bei kami dengan target Rp165 yang tidak berubah harga berdasarkan price earning yang matang,” tulis mereka. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper