Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diversifikasi United Tractors (UNTR), Akuisisi Tambang Nikel hingga Kelola Hutan Papua

United Tractors (UNTR) gencar melakukan diversifikasi bisnis ke energi hijau dengan berencana mengakuisisi tambang nikel hingga mengelola hutan di Papua.
Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (UNTR), Frans Kesuma (kedua kanan), didampingi jajaran direktur, Iwan Hadiantoro (kiri), Iman Nurwahyu (kedua kiri), Loudy Irwanto Elias (ketiga kiri), Idot Supriadi (ketiga kanan), dan Edhie Sarwono (kanan) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat, 8 April 2022./dok. UNTR
Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (UNTR), Frans Kesuma (kedua kanan), didampingi jajaran direktur, Iwan Hadiantoro (kiri), Iman Nurwahyu (kedua kiri), Loudy Irwanto Elias (ketiga kiri), Idot Supriadi (ketiga kanan), dan Edhie Sarwono (kanan) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat, 8 April 2022./dok. UNTR

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang dan alat berat Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) tengah gencar melakukan diversifikasi bisnis ke energi baru terbarukan dengan berencana mengakuisisi tambang nikel baru untuk mendukung upaya pemerintah menuju net zero emission. Selain itu, UNTR juga membidik puluhan ribu hektare (ha) lahan di Kabupaten Waropen, Provinsi Papua, sebagai langkah pelunasan karbon alias carbon offset, menjelang digulirkannya mekanisme perdagangan karbon oleh regulator.

Presiden Direktur United Tractors Frans Kesuma menjelaskan, terdapat kesempatan yang dirilis pemerintah untuk melakukan carbon stock. Dia menuturkan bahwa UNTR mendapatkan izin untuk menjaga hutan.

"Kami menjaga hutan dan dengan menjaga hutan, maka karbon yang dijaga bisa dimanfaatkan," kata Frans di Jakarta, dikutip Minggu (17/9/2023). 

Frans kemudian mengamini bahwa tujuan awal UNTR untuk mengelola hutan tersebut bukanlah untuk menjualnya. Melainkan untuk tujuan carbon offset, sebab sebagian besar operasional UNTR memang menghasilkan emisi karbon yang tidak kecil.

"Dalam tahap pertama, kami belum bicara masalah dijual. Bukan untuk carbon trading [menjual sertifikat kredit], tapi untuk offset [mengkompensasi emisi perusahaan] karena kami menghasilkan karbon dioksida cukup masif," tuturnya.

Secara keseluruhan, lanjutnya, UNTR menurunkan produksi karbon dengan cara melakukan offset. Menurutnya, UNTR akan menjaga hutan tersebut agar tidak terjadi degradasi. 

"Bukan reforestasi, tapi tugas kami menjaga agar tidak ada penurunan stok. Ini untuk mencapai net zero," ucapnya.

Sebagai informasi, skema carbon offset hadir untuk menyeimbangkan jejak karbon. Secara sederhana, carbon offset adalah upaya mengurangi karbon di satu tempat untuk mengimbangi emisi karbon di satu tempat yang lain.

Terpisah, External Relation Depaptement Head Pamapersada Nusantara Gunawan Setiadi menjelaskan sebagai upaya mengimbangi emisi tersebut, PAMA telah mendirikan entitas usaha PT Wana Rimba Nusantra (WNR), yang berfokus pada pengelolaan wilayah hijau dan pelestarian hutan.

Serapan karbon dari wilayah hijau tersebut nantinya akan mendukung upaya carbon offset Grup UNTR. 

"Jadi konsepnya kami akan melakukan konservasi terhadap hutan, sehingga baik tanaman maupun hewan-hewan disana akan terpelihara, sehingga karbonnya bisa kita save dan pada akhirnya bisa mengkompensasi emisi yang kita hasilkan," tuturnya.

Gunawan memperkirakan kebutuhan lahan yang diperlukan Grup UNTR tersebut mencapai ratusan ribu hektare. Sebagai tahap awal, PAMA melalui WNR baru mengajukan proses akuisisi lahan seluas 99.000 hektar yang berlokasi di Kabupaten Waropen, Provinsi Papua.

Selain itu, UNTR juga memberi isyarat akan menambah tambang mineral lagi setelah mengakuisisi dua tambang nikel. Frans mengatakan, salah satu strategi diversifikasi UNTR saat ini adalah memperluas usaha ke tambang mineral, salah satunya nikel.

"Kami melakukan diversifikasi dalam rangka mengurangi keterkaitan dengan batu bara. Melihat kondisi yang ada, paling memungkinkan adalah nikel," kata Frans.

Menurutnya, diversifikasi UNTR ke komoditas nikel merupakan diversifikasi jangka panjang. Frans juga mengisyaratkan UNTR tidak akan berhenti mengeksplor peluang diversifikasi yang ada.

"Ini bagian dari transisi energi. Kita tau nikel untuk jangka panjang. Kami tak akan berhenti di sini juga, tetap akan mencari yang lain," ujar Frans.

Dia melanjutkan, diversifikasi UNTR akan mempertimbangkan berbagai macam mineral. Apabila tambang mineral tersebut tersedia dan sesuai dengan kriteria UNTR, maka UNTR akan menindaklanjuti diversifikasi tersebut.

Sementara itu, Corporate Secretary UNTR Sara K. Loebis mengatakan UNTR mengupayakan terdapat kontribusi 50 persen dari bisnis yang berasal dari non-batu bara pada 2030.

"Di dalamnya yang porsinya agak besar itu tambang mineral, emas, nikel. Lalu sisanya apakah kami punya renewable energy power plant, itu yang kami bidik 2030," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, UNTR tercatat telah melakukan conditional sales purchae agreement (CSPA) untuk mengakuisisi tambang nikel Stargate yang terletak di Sulawesi Tenggara.

Selain Stargate, UNTR juga melakukan akuisisi 19,99 persen saham Nickel Industries Limited senilai 943 juta dolar Australia tahun ini.

___

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper